Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Kementerian Agama Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, tidak mempersoalkan sertifikasi mubaligh atau ulama yang ada di daerah itu.

"Sejauh ini kami tidak mempersoalkan sertifikasi mubaligh yang menyampaikan dakwahnya di sini, apalagi sekarang kan belum ada bagian sertifikasi mulai dari pusat sampai ke daerah. Selagi mereka mengajarkan prinsip-prinsip Islam dengan benar kita akan mendukung," kata Kepala Kemenag Rejang Lebong, H Tasri dihubungi di Rejang Lebong, Kamis.

Adanya daftar nama mubaligh yang dikeluarkan Kementerian Agama pusat beberapa waktu lalu dan sempat diprotes kalangan umat Islam karena banyak ulama kondang lainnya yang tidak masuk daftar tersebut, tambah dia, harus dijadikan pelajaran sehingga nantinya penerbitan daftarnya sesuai kriteria dan keinginan masyarakat.

Kendati di wilayah Kabupaten Rejang Lebong tidak ada ulama yang masuk dalam daftar yang di rilis Kementerian Agama ini, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pembinaan kepada para mubaligh yang ada di daerah itu sehingga materi ceramahnya tetap menyejukkan dan tetap mengajarkan prinsip-prinsip Islam.

Sementara itu untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang akan dilaksanakan di wilayah itu, kata dia, rencananya akan dilaksanakan di 275 titik yang terdiri dari dua lokasi lapangan terbuka dan 273 lokasi.

"Berdasarkan data yang kami terima dari kantor KUA masing-masing kecamatan, di mana Shalat Ied yang akan dilaksanakan ini umat Islam tersebar di masjid-masjid, mushola di 156 desa/kelurahan dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong," ujarnya.

Sedangkan untuk lokasi utama pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1439 Hijriah dipusatkan di Masjid Agung Baitul Makmur Rejang Lebong, dengan khatib ketua MUI Rejang Lebong Mabrusyah dan imam M Ali Muhammad.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018