Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Sejumlah petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengajukan proposal pinjaman dana bergulir kepada Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (BLU Pusat P2H) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Direktur Akar Bengkulu, Erwin Basrin di Bengkulu, Jumat, mengatakan, pinjaman itu diajukan oleh lima kelompok petani di lima desa untuk peningkatan produktivitas petani di sekitar kawasan hutan,

"Proposal dari lima kelompok di lima desa sudah diajukan dan saat ini tim BLU Pusat sedang melakukan verifikasi lapangan," katanya.

Ia mengatakan sebanyak 176 kepala keluarga (KK) dalam lima kelompok tersebut dengan luas lahan 307,65 hektare mengajukan pinjaman senilai Rp9,9 miliar.

Dana pinjaman bergulir tersebut akan digunakan untuk kegiatan Pengayaan Tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu yaitu berupa komoditas kopi di dalam kawasan hutan yang dikelola dengan skema hutan kemasyarakatan.

Erwin mengatakan sepekan setelah proposal disampaikan, sebanyak 22 orang tim dari BLU Pusat P2H telah turun ke lapangan untuk memverifikasi usulan tersebut.

Verifikasi seperti persyaratan administrasi dan kondisi lahan anggota kelompok yang mengajukan pinjaman.

Ada pun warga yang mengajukan dana pinjaman tersebut antara lain dari Desa Air Lanang, Desa Tanjung Dalam, Desa Tebat Pulau, Desa Tebat Tenong dan Desa Baru Manis.

Menurut Erwin, dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produktivitas petani mulai dari penerapan teknik okulasi atau stek payung pada tanaman kopi.

Para petani berharap pinjaman dana bergulir tersebut dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan menjadikan Bengkulu, khususnya Kabupaten Rejanglebong sebagai pusat kopi terbaik di Indonesia.

?Identitas geografis dan kopi dari kawasan hutan ini akan menjadi modal kami berjualan sekaligus mengkampanyekan isu keberlanjutan hutan melalui skema perizinan dalam perhutanan sosial, katanya.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018