Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Kalangan petani kebun karet di Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, memilih menebangi pohon-pohon karet miliknya akibat semakin turunnya harga jual getah karet di wilayah itu.

"Kami menebangi sekitar 250 batang pohon karet di lahan seluas dua hektare sejak dua minggu yang lalu," kata Yadi, wargaDesa Suka Maju, Kecamatan Penarik di Mukomuko, Kamis.

Ia menyatakan, tidak hanya petani kebun karet di Desa Suka Maju saja yang menebangi pohon-pohon karet miliknya, termasuk petani di Desa Sumber Mulya dan Desa Wonosobo, Kecamatan Penarik.

Kemudian, batang pohon-pohon karet tersebut dijual ke tukang pembuat gula dan ke rumah makan di wilayah tersebut. Petani setempat menjual kayu-kayu karet dengan harga sekitar Rp500 ribu per satu rit mobil.

Ia mengatakan, mayoritas petani di wilayah ini memilih menebangi pohon-pohon karet itu akibat semakin turunnya harga jual getah karet di wilayah itu dari sebesar Rp6.000 ? Rp6.500 per kilogram menjadi Rp4.000/kg.

Selain itu, katanya, selama ini semakin tidak menentunya harga jual getah karet di tingkat petani setempat.

Ia menyatakan, mayoritas petani di wilayah ini karena kesal mengapa harga getah karet tidak pernah diperjuangkan.

"Harga sawit diperjuangkan, sedangkan harga getah karet tidak pernah diperjuangkan," ujarnya.

Untuk sementara ini, ia menyatakan, petani setempat belum memikirkan tanaman pengganti pohon karet yang telah ditebang tersebut.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018