Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Seorang pelajar SMA dari Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, berhasil mengembangkan es krim berbahan biji pare yang dipercaya bisa menghambat virus HIV-AIDS.

Pencipta es krim biji pare ini ialah Aqshal Dwi Raldo, siswa kelas XII jurusan IPA dari SMAN 2 Bengkulu Selatan, di mana sebelumnya pada ajang tahunan internasional innovation and technologi exhibition (ITEX) 2018 di Malaysia pada Mei lalu dia juga berhasil meraih medali emas dengan nama produk spray anti nyamuk penangkal demam berdarah.

"Saya mencampurkan bubuk biji pare sebagai salah satu bahan pembuat es krim. Kandungan zat berupa alpa-momorchorin, beta-momochorin dan MAP 30 yang terdapat pada biji pare bermanfaat sebagai anti HIV-AIDS," ujarnya Aqshal Dwi Raldo di Bengkulu Selatan, Rabu.

Dijelaskan dia, dalam dunia kesehatan human immunodeficiency virus (HIV) menyerang sistem kekebalan dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Sedangkan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan stadium akhir dari HIV yang menyebabkan tubuh kehilangan imunitas sepenuhnya.

Infeksi virus HIV-AIDS memiliki hubungan yang erat terhadap menurunnya sel CD4, karena virus menghancurkan sel tersebut. Akibatnya, fungsi limfosit menjadi lumpuh dan tidak dapat bekerja sebagai jembatan reaksi imunologis, sehingga menyebabkan daya tubuh menurun.

"Sel CD4 merupakan bagian sel darah putih yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh manusia, sedangkan CD8 berperan dalam imunitas sel. Zat yang ada dalam biji pare berfungsi meningkatkan pertumbuhan sel CD4 dan menormalkan rasio imunitas sel CD8 pada tubuh manusia, sehingga dapat menghambat perkembangan HIV-AIDS," jelasnya.

Dikatakan Aqshal, ilmuan Amerika Serikat dan Thailand sendiri telah membuat kapsul berisi bubuk biji pare serta mengembangkan terapi pare dengan metode klinis untuk orang dengan HIV/AIDS atau ODHA.

Dirinya mengemas biji pare menjadi es krim itu sendiri dengan pertimbangan karena ODHA cenderung enggan mengonsumsi obat dan menjalani terapi. Melalui es krim dengan citarasa manis ini, mereka justru merasa seperti tidak sedang mengonsumsi obat.

Es krim yang diberi nama AHA (anti HIV/AIDS) itu di jual seharga Rp4.000 per kemasan itu dibuatnya melalui proses sederhana dengan bahan-bahan yang dibutuhkan berupa bubuk biji pare, tepung maizena, susu bubuk, krim kental manis, gula dan putih telur.

Sementara itu guru pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan, Gusniarti mengatakan, es krim yang dikembangkan oleh muridnya itu terinspirasi dari hasil penelitian Prof Lee Huang asal Universitas New York yang ditulis tahun 1995 silam.

"Penelitian ilmiah itu menemukan khasiat tanaman pare ternyata mampu menekan penyebaran HIV-AIDS. Aqshal lantas mengembangkannya menjadi es krim supaya mudah dikonsumsi," ujarnya.

Dia berharap, pemerintah dapat mendukung penelitian pelajar dengan mematenkan hasil temuan, serta membangun industri yang dapat memproduksinya secara massal sehingga mampu meningkatkan taraf perekonomian dan kesehatan masyarakat.

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018