Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Varian minuman berbahan kopi gilingan sedang atau kasar dengan menggunakan metode penyeduhan air dingin atau "cold brew" mulai mengincar pasar premium yang ada di Provinsi Bengkulu.

"Untuk saat ini, mayoritas penikmat kopi cold brew adalah karyawan dan pegawai kantoran," kata Barista Kopi Anak Tu, Julius Samsu, kepada Antara di Bengkulu, Senin.

Julius menuturkan, kopi cold brew diracik dengan metode perendaman air dingin bersuhu 10-15 derajat celsius selama 24 jam. Untuk mendapatkan hasil optimal, kopi tersebut harus disimpan selama satu minggu bahkan enam bulan di lemari pendingin.

Minuman kopi dengan teknik cold brew memiliki kadar keasaman dan kafein yang relatif rendah, namun pekat. Cita rasa itulah yang membuat varian kopi jenis ini kian diminati masyarakat, karena memberikan efek relaksasi.

"Semakin lama disimpan, maka kopi cold brew akan memunculkan sensasi mirip wine, namun tidak memabukkan karena tidak memilik kadar alkohol," ujarnya.

Kopi cold brew siap minum yang disimpan selama satu minggu dijual seharga Rp15 ribu per botol ukuran 125 mililiter. Sedangkan untuk kopi yang disimpan selama enam bulan harganya dibandrol Rp350 ribu per botol ukuran 250 mililiter.

"Peminat kopi cold brew kian bertambah jumlahnya di Bengkulu, bahkan saat ini sudah mulai merambah pasar luar provinsi seperti Medan, Jakarta hingga Bandung," ungkap Julius.

Di tempat berbeda, penggiat kopi Konakito Bengkulu Heri Supandi menuturkan bahwa teknik menyeduh kopi dengan air dingin dan durasi penyimpanan lama inilah yang menciptakan konsentrat pekat, sehingga harga jualnya meningkat dan peminatnya hanya kalangan tertentu saja.

"Saat ini kopi cold brew termasuk varian kopi premium. Peminatnya pun kebanyakan berasal dari kalangan yang memiliki kestabilan finansial," ujar Heri.

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018