Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Aktivis lingkungan Kanopi Bengkulu bersama seratusan pemuda dan mahasiswa Bengkulu yang menggelar "Energy Camp 2018" atau kemah energi, menyerukan pada pemerintah untuk menghentikan penggunaan energi kotor batu bara dan beralih ke energi terbarukan.

"Penggunaan energi kotor batu bara harus segera diakhiri karena dampak buruknya sudah cukup membuat rakyat menderita," kata Ketua Kanopi Bengkulu, Ali Akbar di Bengkulu, Sabtu.

Ia mengatakan pembakaran batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi melalui proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara telah menimbulkan penderitaan bagi masyarakat.

Temuan Kanopi di sejumlah desa di sekitar PLTU Pangkalan Susu Sumatera Utara dan PLTU Keban Agung di Lahat, Sumatera Selatan yang baru beroperasi 3  4 tahun saja telah memberikan pengaruh negatif menurunkan hasil produksi pertanian dan nelayan. 

Termasuk proyek PLTU batu bara Teluk Sepang sudah saatnya dihentikan dan dialihkan menjadi pembangkit listrik ramah lingkungan, ucapnya. 
 
Aktivis lingkungan Kanopi Bengkulu bersama seratusan pemuda dan mahasiswa Bengkulu yang menggelar "Energy Camp 2018" atau kemah energi. (Foto Antarabengkulu)


Kemah energi dalam rangka Hari Sumpah Pemuda 2018 diikuti 125 orang peserta dengan menggelar diskusi kritis bersama pakar lingkungan hidup Universitas Bengkulu, Profesor Iskandar, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace, Didit Haryo, dan tokoh masyarakat Teluk Sepang, Hamidin di lapangan Teluk Sepang. 

Selanjutnya agenda diskusi ceria digelar dengan orientasi medan serta mengenal lingkungan sekitar tapak PLTU batu bara di kawasan Pelabuhan Pulau Baai, Teluk Sepang yang hanya berjarak 1,5 kilometer dari permukiman warga. 

Sementara Profesor Iskandar menambahkan, pembangunan PLTU Teluk Sepang telah melanggar peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu dan RTRW Kota Bengkulu.

"Proyek PLTU Teluk Sepang ini tidak layak berdasarkan dokumen RTRW provinsi maupun Kota Bengkulu, tapi apa tindakan pemerintah daerah, tidak ada," katanya.

Berdasarkan dokumen RTRW Provinsi Bengkulu kata dia, proyek PLTU batu bara terdapat di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. 

Demisioner Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, Khanifullah Arman yang juga ketua panitia pengarah "Energy Camp 2018" mengatakan kegiatan yang diikuti para mahasiswa dan pemuda ini sebagai bentuk dari kesadaran akan bahaya pemenuhan kebutuhan listrik yang bergantung pada energi fosil dalam hal ini batu bara dan pada akhirnya akan mengancam kehidupan manusia.

"Karena itu, perlu dilakukan pembelajaran secara bersama untuk menghasilkan langkah-langkah konkrit untuk mencegah hal-hal yang akan mengakibatkan pencemaran udara secara masal yang berdampak buruk bahkan berbahaya untuk keberlangsungan kehidupan mahluk hidup, termasuk kita sendiri," ucapnya. 

Proyek PLTU batu bara Teluk Sepang berkapasitas 2x100 Megawatt yang didanai investor China mulai dibangun sejak awal 2017 dan direncanakan beroperasi pada 2019.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018