Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Abrasi atau pengikisan daratan akibat gelombang tinggi telah menghilangkan wilayah daratan Pantai Pasar Palik di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu hingga 40 meter.

Daratan yang hilang adalah areal pelabuhan pendaratan ikan yang selama ini digunakan nelayan, kata Ketua Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu Utara, Rusman di Bengkulu, Kamis.

Peristiwa abrasi parah itu terjadi bersamaan dengan kejadian gempa di Palu pada 28 September 2018. Saat ini kata Rusman, pelabuhan pendaratan ikan tersebut tidak dapat digunakan oleh nelayan sehingga terpaksa digeser ke lokasi lain.

"Belum pernah terjadi abrasi separah ini. Kami tidak tahu apakah ada hubungannya dengan gempa di Palu, yang jelas waktunya bersamaan," ucapnya.

Saat itu kata dia, ombak naik ke darat sangat tinggi dan masyarakat belum mengetahui informasi gempa bumi dan tsunami di Palu.

Setelah mendapat informasi tentang gempa dan tsunami di Palu, masyarakat pun mulai mengaitkan kejadian tersebut. 

Kejadiannya juga berlangsung usai magrib dan tanah amblas diterjang gelombang hingga puluhan meter, ucapnya.

Rusman menambahkan bahwa abrasi di wilayah Bengkulu Utara memang semakin mengkhawatirkan sehingga diperlukan tindakan penanggulangan.

Begitu pula dengan kondisi tempat pendaratan kapal nelayan untuk membongkar hasil tangkapan menurut dia perlu diperbaiki, atau dipindahkan ke lokasi lain.

Lokasi saat ini sudah tidak memungkinkan untuk dipergunakan, jadi perlu dipindahkan ke lokasi sementara yang sudah dibuat swadaya oleh nelayan, katanya.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018