Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Gulai dari jamur yang tumbuh pada sisa tandan buah segar tanaman sawit saat ini jadi makanan favorit warga di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.
"Hampir setiap hari pulang dari kebun kami mengambil jamur inti sawit untuk digulai menggunakan santan kelapa, dan rasanya sangat enak," kata Warga Desa Sibak, Kecamatan Ipuh Marni, di Mukomuko, Minggu.
Selain rasanya enak, menurut dia, jamur tersebut sangat mudah didapat apalagi oleh warga yang memiliki kebun sawit di desa itu.
"Jamur itu dijual orang di pasar tetapi kami cukup mengambil berapa yang dibutuhkan untuk dimasak," ujarnya.
Karena jamur tersebut banyak dan sangat mudah didapat di daerah itu, kata dia, harganya juga tidak terlalu mahal sebesar Rp15.000 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan di Kota Bengkulu mencapai Rp60.000 per kilogram.
Ia mengatakan, jamur mudah didapat dan banyak di daerah itu karena hampir mayoritas warga terutama di Desa Sibak berprofesi sebagai petani kebun tanaman sawit.
Selain itu, hampir mayoritas warga di Kecamatan Pondok Suguh juga sangat menyukai gulai jamur dari sisa tandan buah segar (TBS) sawit.
Namun, bagi warga yang mudah terkena penyakit stroke memilih tidak mengkonsumsi gulai jamur dari TBS tanaman sawit tersebut karena khawatir penyakitnya semakin parah.
"Memang rasanya sangat enak tetapi saya tidak berani makan gulai jamur takut penyakit stroke saya kambuh," ujar Warga Kecamatan Pondok Suguh Yakin.
Ia menambahkan, bahwa di wilayah itu jamur dari sisa TBS tanaman sawit sangat mudah diperoleh karena jamur yang tumbuh di "janjangan kosong" yang juga digunakan untuk pupuk sawit itu diminta di pabrik kelapa sawit.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Hampir setiap hari pulang dari kebun kami mengambil jamur inti sawit untuk digulai menggunakan santan kelapa, dan rasanya sangat enak," kata Warga Desa Sibak, Kecamatan Ipuh Marni, di Mukomuko, Minggu.
Selain rasanya enak, menurut dia, jamur tersebut sangat mudah didapat apalagi oleh warga yang memiliki kebun sawit di desa itu.
"Jamur itu dijual orang di pasar tetapi kami cukup mengambil berapa yang dibutuhkan untuk dimasak," ujarnya.
Karena jamur tersebut banyak dan sangat mudah didapat di daerah itu, kata dia, harganya juga tidak terlalu mahal sebesar Rp15.000 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan di Kota Bengkulu mencapai Rp60.000 per kilogram.
Ia mengatakan, jamur mudah didapat dan banyak di daerah itu karena hampir mayoritas warga terutama di Desa Sibak berprofesi sebagai petani kebun tanaman sawit.
Selain itu, hampir mayoritas warga di Kecamatan Pondok Suguh juga sangat menyukai gulai jamur dari sisa tandan buah segar (TBS) sawit.
Namun, bagi warga yang mudah terkena penyakit stroke memilih tidak mengkonsumsi gulai jamur dari TBS tanaman sawit tersebut karena khawatir penyakitnya semakin parah.
"Memang rasanya sangat enak tetapi saya tidak berani makan gulai jamur takut penyakit stroke saya kambuh," ujar Warga Kecamatan Pondok Suguh Yakin.
Ia menambahkan, bahwa di wilayah itu jamur dari sisa TBS tanaman sawit sangat mudah diperoleh karena jamur yang tumbuh di "janjangan kosong" yang juga digunakan untuk pupuk sawit itu diminta di pabrik kelapa sawit.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012