Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Komunitas Kopi Bengkulu mendorong agar pemerintah daerah mengalokasikan setidaknya 30 persen dana desa untuk mengembangkan pertanian kopi. 

Ketua Komunitas Kopi Bengkulu Hery Supandi, di Bengkulu, Rabu, menyebutkan bahwa persoalan pertanian kopi setempat sesungguhnya dapat segera diselesaikan jika ada intervensi dana desa. 

"Untuk pasar sebenarnya sudah terbuka lebar baik dari pasar nasional bahkan internasional, namun sayangnya Bengkulu terkendala pasokan dari hulunya," kata dia. 

Pada triwulan terakhir 2018 ini bahkan permintaan komoditas robusta Bengkulu dari pasar internasional mencapai 30.000 ton untuk kualitas kopi premium. 

Namun permintaan ini belum dapat dipenuhi sepenuhnya mengingat pengolahan kopi petani belum mampu menghasilkan kopi sesuai dengan standar kualitas dunia. 

Karena keterbatasan peralatan dan prasarana, akhirnya para petani hanya menghasilkan kopi jenis asalan saja atau kualitas rendah. 

"Dengan dana desa, desa bisa membangun rumah jemur dan peralatan standar pemanggang kopi, dan ini akan meningkatkan produksi daerah kita untuk jenis premium," tuturnya. 

Seluruh paket peralatan dan prasarana tersebut kata dia, hanya membutuhkan biaya sekitar Rp200 juta saja, atau tidak sampai 30 persen dari alokasi dana desa.

"Mengapa kita minta 30 persen, karena kita juga butuh pengembangan sumber daya para petani," ujarnya.

Pada semester pertama 2019 nanti, Hery berharap Provinsi Bengkulu sudah mampu mengekspor sekitar 30.000 ton kopi kualitas premium.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018