Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu merilis bahwa transportasi udara menjadi penyebab utama inflasi Bengkulu pada Desember 2018.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani di Bengkulu, Rabu, menjelaskan, peran kelompok makanan malah tidak memberikan pengaruh spesifik terhadap inflasi daerah.

"Bengkulu mengalami inflasi 0,79 persen (mtm) pada Desember, namun jika sektor angkutan udara kita eliminasi maka inflasi Bengkulu hanya 0,03 persen saja," kata dia.

Rata-rata harga tiket pesawat pada Desember menurut Dyah memang mengalami kenaikan yang sangat signifikan diakhir tahun.

Bahkan masyarakat harus menebus tiket maskapai bertarif rendah atau low cost carrier (LCC) mencapai mencai Rp1,5 juta untuk sekali perjalanan rute Bengkulu--Jakarta.

Padaha pada kondisi normal, biasanya maskapai LCC menawarkan harga tiket yang lebih terjangkau, yakni sekitar Rp400--600 ribu.

Nilai inflasi Bengkulu ini menempati urutan kedelapan dari 23 kota di Pulau Sumatera yang didata BPS, atau berada pada urutan ke 24 dari 82 kota se Indonesia.

Inflasi tertinggi se Indonesia dicatat di Kota Kupang dengan nilai 2,08 persen (mtm) dan terendah di Kota Sorong, yakni sebesar minus 0,15 persen.

Untuk nilai inflasi sepanjang tahun 2018, menurut Dyah, Bengkulu mengalami inflasi sebesar 2,35 persen (yoy), sedikit lebih rendah dari angka nasional yang dicatat pada 3,13 persen (yoy).

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019