Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Provinsi Bengkulu melakukan empat akselerasi demi memacu percepatan ekonomi daerah di 2019 agar tumbuh lebih positif kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Rabu, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di 2018 lalu memang sudah cukup optimis, namun guna bersaing dengan provinsi lain, maka daerah ini perlu percepatan. 

"Dengan begitu, tumbuhnya akan lebih tinggi dari 2018, di atas lima persen, dan daerah menjadi berkembang cepat di sektor lainnya," kata dia. 

Pemerintah Provinsi Bengkulu akan memulai akselerasi dengan percepatan penyerapan anggaran daerah sebab porsi sumber pertumbuhan lebih besar dari sektor konsumsi. 

Biasanya program-program pemerintah daerah terlambat berjalan, baru dilelang pada triwulan kedua atau tiga tahun berjalan. 

"Sekarang Januari atau Februari sudah berjalan, sehingga target serapannya bisa pada angka 95 persen, silpa lebih kecil," tutur gubernur. 

Akselerasi selanjutnya, sisi pengembangan bandara yang ditargetkan segera dikelola oleh Angkasa Pura dan beralih status menjadi bertaraf internasional. 

Terbukanya akses akan lebih mempermudah kunjungan ke Bengkulu, hal ini memberikan dampak positif untuk berbagai sektor produktif bagi perekonomian, seperti pariwisata atau persiapan menjadi daerah industri. 

"Nah akses itu kita dukung dengan akselerasi ketiga, yakni meningkatkan kualitas pelabuhan, juga membangun kawasan ekonomi khusus (KEK), memberikan kemudahan sisi industri untuk tumbuh," ucapnya. 

Pelabuhan berstandar internasional akan menjadi gerbang ekspor impor bagi Bengkulu maupun provinsi tetangga. Investor pun akan melirik daerah ini sebagai salah satu wilayah yang cocok untuk membangun industri mereka, karena terbukanya layanan penerbangan yang bagus, dukungan arus distribusi barang lewat pelabuhan, serta posisi Bengkulu berada tidak terlalu jauh dari ibu kota negara. 

Akselerasi terakhir menurut gubernur, dengan meningkatkan pengolahan produk turunan perkebunan, karena hasil perkebunan terlalu rentan harganya berfluktuasi jika dalam bentuk komoditas mentah. 

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019