Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Dosen ilmu kelautan Univesitas Bengkulu Zamdial Ta'alidin meminta pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan mangrove yang ada di sepanjang pantai di Provinsi Bengkulu.

"Mangrove memiliki fungsi ekologis untuk mereduksi abrasi, badai, bahkan gelombang tsunami. Karena itu, penting untuk menjaga kelestarian hutan tersebut," kata Zamdial Ta'alidin di Bengkulu, Senin.

Dia menjelaskan, kawasan pantai Bengkulu merupakan zona merah cincin api aktif yang rawan diterjang gelombang tsunami, karena letaknya berada pada pertemuan lempeng tektonik aktif Indo-Australia dan Eurasia.

Dalam sudut pandang ekologis sistem perakaran pohon mangrove yang kompleks seperti cakar ayam, ujar Zamdial, menjadikan hutan mangrove mampu menjadi penyanggah paling efektif atau 'bufferzone' untuk menahan gelombang tsunami yang bersifat merusak daratan.
 
Komunitas pelestari mangrove menanam pohon mangrove di TWA Pantai Panjang, Bengkulu. (Foto Antarabengkulu.com/Sugiharto P)


"Adanya hutan mangrove di sepanjang pantai mampu mengurangi energi dan ketinggian gelombang tsunami yang menyapu daratan. Karena itu, penting untuk menjaga kelestarian hutan ini apalagi panjang garis pantai Bengkulu mencapai 525 kilometer," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa dengan menjaga hutan mangrove di kawasan sempadan pantai tidak hanya menahan efek buruk gelombang tsunami, tetapi juga menahan sampah sungai agar tak mencemari laut, menahan banjir, menahan abrasi hingga menahan badai taifun.

Selain itu, hutan mangrove juga berfungsi sebagai rumah ikan dan tempat transit burung-burung migran yang melakukan penerbangan puluhan ribu kilometer tiap tahun dari ujung utara ke ujung selatan Planet Bumi.

Zamdial mencatat, hutan mangrove di Bengkulu hanya terletak di beberapa kawasan saja akibat kontur pantai yang landai dan terbuka. Menurutnya, kondisi ini menyebabkan garis pantai di Bengkulu tidak dapat tertutup pohon mangrove secara keseluruhan.

"Konsep besar yang perlu dilakukan di Bengkulu saat ini adalah menjaga hutan mangrove, karena banyak pohon mangrove telah rusak dijadikan kawasan industri, tambak, perkebunan hingga perumahan. Jangan sampai menyesal nanti, seperti Aceh yang rusak parah dihantam tsunami akibat hutan mangrove yang beralihfungsi," ungkapnya.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019