Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memperkirakan sekitar 20 hektare tanaman padi milik petani di satuan pemukiman (SP) delapan Desa Sumber Makmur mengalami puso atau gagal panen akibat terserang penyakit blas.

“Seluas 20 hektare tanaman padi tersebut rusak parah akibat penyakit blas sehingga tidak bisa diatasi,” kata Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat di Mukomuko, Sabtu.

Ia mengatakan hal itu berdasarkan hasil koordinasi dengan petugas pertanian yang bertugas untuk melindungi tanaman padi petani di daerah ini dari berbagai hama dan penyakit.

Ia menyatakan, data tanaman padi milik petani yang rusak parah akibat diserang penyakit blas ini bisa lebih dari seluas 20 hektare karena belum ada pengukuran luas tanaman padi yang terserang tanaman.

“Petugas pertanian di daerah ini baru sebatas melakukan pengecekan dan pengamatan luas tanaman padi milik petani di wilayah ini yang rusak parah akibat penyakit blas,” ujarnya pula.

Menurutnya, kelemahan tanaman padi milik petani di SP delapan banyak yang terkena penyakit blas karena jadwal tanam tanaman padi setiap lahan persawahan di wilayah ini tidak sama.

Kelemahan jadwal tanam tanaman padi yang tidak sama ini mengakibatkan mata rantai hama dan penyakit tidak terputus.

Untuk itu, ia menyarankan, petani di wilayah ini melakukan tanam padi serentak, selain itu petani juga harus mengganti varietas yang mereka gunakan selama ini, yakni miklongga dan ciherang.

Peluang dinas ini untuk mengatur agar pola tanam tanaman padi milik petani di wilayah ini bisa serentak pada saat kegiatan pengeringan air irigasi sekitar bulan Maret tahun ini.

“Saat pengeringan air irigasi tidak ada aktivitas penanaman padi, sehingga peluang ini bisa kita gunakan untuk mengatur agar pola tanam padi sama,” ujarnya pula.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019