Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Beberapa ruas jalan nasional di Provinsi Bengkulu terancam diblokir warga akibat menghasilkan debu setiap dilewati kendaraan, menyusul perbaikannya tidak kunjung selesai.
Debu jalan itu tidak hanya menutupi rumah warga, tapi lokasi jualan bahan makanan di Desa Tebat Monok, Kepahiang juga diselimuti debu, kata seorang pedagang ubi-ubian Rosmila menghubungi, Selasa.
Ia mengatakan, sebelum lebaran jalan itu penuh lobang-lobang besar dan langsung ditutup dengan koral serta tanah merah, dengan harapan langsung diaspal ternyata hingga saat ini jalan itu masih memproduksi debu.
"Kami setiap hari menyiram sendiri dengan air agar tidak timbul debu, namun akibat musim kemarau stok air pun terbatas dan membiarkan debu berterbangan," katanya. Akibat gumpalan debu itu pembeli tidak mau mampir karena seluruh jualan seperti ubi jalar, ketela pohon, buah pepaya, walo dan buah pisang berubah warna akibat debu tersebut.
Pedagang disepanjang jalan Desa Tebat Monok itu sepakat bila jalan tersebut tidak akan diperbaiki instasi terkait, maka akan ditutup dan dibuat satu jalur. Setiap kendaraan lewat akan dimintai uang lelah untuk membeli air meyirami jalan tersebut, namun bila tiba musim penghujan dikhawatirkan jalan itu menimbulkan lumpur, keluhnya.
Tidak hanya poros jalan nasional Bengkulu-Kepahiang, tapi juga terjadi di wilayah Utara yaitu Lais -Ketahun dan Kota Bengkulu-Tais posisinya di Desa dermayu, Kecamatan Sukaraja. Warga daerah itu sejak, Senin (10/9) mulai membelokir jalan nasional dengan kayu-kayu besar, sehingga kendaraan lewat hanya satu jalur dengan zikzak.
Kemarahan warga Desa Dermayu itu sudah memuncak karena rumah mereka setiap hari diselimuti debu, apalagi kendaraan lewat dengan kecepatan tinggi, kata Sahrun warga setempat. "Kami sudah tidak tahan pak menyantap debu jalan tersebut, jangankan manusia binatang pun tidak mau makan debu," tandasnya.
Salah seorang Satker jalan nasional Bengkulu Muchtar Harahap mengatakan, jalan itu mestinya sudah diaspal sebelum lebaran, namun kontraktornya masih belum melaksanakan kewajibannya tersebut. "Kami akan panggil beberapa kontraktor jalan tersebut, bila mereka tidak mampu maka akan diberikan pada kontraktor lain yang menyelesaikannya," ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Debu jalan itu tidak hanya menutupi rumah warga, tapi lokasi jualan bahan makanan di Desa Tebat Monok, Kepahiang juga diselimuti debu, kata seorang pedagang ubi-ubian Rosmila menghubungi, Selasa.
Ia mengatakan, sebelum lebaran jalan itu penuh lobang-lobang besar dan langsung ditutup dengan koral serta tanah merah, dengan harapan langsung diaspal ternyata hingga saat ini jalan itu masih memproduksi debu.
"Kami setiap hari menyiram sendiri dengan air agar tidak timbul debu, namun akibat musim kemarau stok air pun terbatas dan membiarkan debu berterbangan," katanya. Akibat gumpalan debu itu pembeli tidak mau mampir karena seluruh jualan seperti ubi jalar, ketela pohon, buah pepaya, walo dan buah pisang berubah warna akibat debu tersebut.
Pedagang disepanjang jalan Desa Tebat Monok itu sepakat bila jalan tersebut tidak akan diperbaiki instasi terkait, maka akan ditutup dan dibuat satu jalur. Setiap kendaraan lewat akan dimintai uang lelah untuk membeli air meyirami jalan tersebut, namun bila tiba musim penghujan dikhawatirkan jalan itu menimbulkan lumpur, keluhnya.
Tidak hanya poros jalan nasional Bengkulu-Kepahiang, tapi juga terjadi di wilayah Utara yaitu Lais -Ketahun dan Kota Bengkulu-Tais posisinya di Desa dermayu, Kecamatan Sukaraja. Warga daerah itu sejak, Senin (10/9) mulai membelokir jalan nasional dengan kayu-kayu besar, sehingga kendaraan lewat hanya satu jalur dengan zikzak.
Kemarahan warga Desa Dermayu itu sudah memuncak karena rumah mereka setiap hari diselimuti debu, apalagi kendaraan lewat dengan kecepatan tinggi, kata Sahrun warga setempat. "Kami sudah tidak tahan pak menyantap debu jalan tersebut, jangankan manusia binatang pun tidak mau makan debu," tandasnya.
Salah seorang Satker jalan nasional Bengkulu Muchtar Harahap mengatakan, jalan itu mestinya sudah diaspal sebelum lebaran, namun kontraktornya masih belum melaksanakan kewajibannya tersebut. "Kami akan panggil beberapa kontraktor jalan tersebut, bila mereka tidak mampu maka akan diberikan pada kontraktor lain yang menyelesaikannya," ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012