Bengkulu  (ANTARA Bengkulu) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bengkulu menilai formuliar pungutan yang dilakukan oleh pihak Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 kepada orangtua siswa diduga direkayasa.

"Formulir kesanggupan orangtua siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 untuk membayar pungutan laboratorium sebesar Rp1,2 juta itu terkesan direkayasa olehpihak sekolah," kata anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu Ahmad Badawi Saluy kepada reporter antarabengkulu.com, Kamis.

Hal itu dikatakannya, menanggapi kedatangan dua orangtua siswa SMKN 2 Kota Bengkulu ke DPRD yang keberatan atas pungutan laboratorium sebesar Rp1,2 juta dan meminta DPRD membantu mereka mencari solusi
permasalahan tersebut.

"Pungutan bagi siswa SMKN 2 kelas II jurusan teknik gambar bangunan untuk pelatihan keterampilan menggambar dengan program autocad dan dibebankan biaya tiga kali Rp400.000 tersebut sangat memberatkan karena tidak semua siswa berasal dari keluarga mampu," katanya.

Selain itu, isi surat pernyataan tersebut dibuat seolah-olah merupakan permintaan dari orangtua siswa yang menyetujui untuk membayar pungutan tersebut padahal sama sekali tidak pernah dilakukan rapat komite ataupun pemberitahuan kepada mereka.

"Kami khawatir ini merupakan modifikasi  dari pungutan di awal tahun ajaran yang dulu yang harus dikembalikan lagi kepada orangtua siswa sehingga dibuat seolah-olah benar permintaan dari orangtua siswa," ujarnya.(mhe)


Pewarta:

Editor : Zulkifli Lubis


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012