Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menilai daerah itu membutuhkan hujan buatan untuk mengatasi kebakaran lahan gambut yang lokasinya tidak bisa dijangkau mobil pemadam bahaya kebakaran.

"Mobil pemadam bahaya kebakaran (PBK) hingga saat ini tidak bisa menjangkau lokasi lahan gambut yang terbakar, jadi solusinya perlu hujan buatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Iskandar, di Mukomuko, Jumat.

Solusi tersebut disampaikan oleh Iskandar menjawab pertanyaan wartawan terkait masih belum juga dipadamkannya api di lahan gambut yang terbakar sehingga menyebabkan kabut asap tebal masih terus menyelimuti wilayah itu setiap pagi hari.

Menurut dia, dalam kondisi kebakaran lahan gambut yang terjadi di daerah itu hanya bisa diatasi dengan hujan buatan atau ada pipa panjang yang bisa digunakan untuk menjangkau lokasi titik api.

"Solusinya dengan hujan buatan atau pipa panjang sehingga bisa dibawa masuk dari jalan ke lokasi kebakaran lahan gambut," ujarnya.

Namun, kata dia, untuk membuat hujan buatan perlu dana besar, kalau dari pemerintah setempat kemungkinan besar tidak akan mampu mengeluarkan biaya untuk membuat hujan buatan, kecuali dari pemerintah pusat.

"Menurut kalau dari pemerintah setempat sulit untuk membuat hujan buatan karena dana untuk itu tidak ada," ujarnya.

Selain itu, tambahnya, peralatan pemadam kebakaran di daerah itu masih sangat minimsehingga untuk menangani kasus kebakaran yang melanda rumah warga setempat saja kurang maksimal dilakukan.

"Memang ada dua mobil PBK yang dibeli tahun 2012 tetapi telah diserahkan di Kecamatan Ipuh dan Penarik, sehingga untuk wilayah Kota Mukomuko tinggal dua mobil PBK lagi," ujarnya.

Saat terjadi bencana kebakaran dalam satu hari dua hingga tiga bangunan saja, jelasnya, akhirnya tidak semuanya kebakaran tersebut bisa ditangani.

"Kesulitan kami itu saat terjadi kebakaran rumah nelayan setempat, ketika mau pinjam mobil PBK milik bandara urusannya sangat rumit harus minta izin dan setelah dibuat surat ke Sekretaris Daerah juga tidak selesai, sementara mobil PBK milik kita sedang memadamkan api di wilayah transmigrasi," ujarnya. (ant)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012