Perkembangan harga jual gula aren ditingkat petani di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mendekati datangnya bulan puasa ramadhan tahun ini mulai membaik.

"Saat ini ditingkat petani sudah Rp16.000 sampai Rp17.000 per kg, sedangkan sebelumnya berkisar Rp13.000 sampai Rp14.000 per kg," kata Mulyadi, salah seorang petani aren di Dusun II Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Minggu.

Membaiknya harga gula aren atau yang mereka sebut gula batok tersebut tambah dia, sangat mereka syukuri karena sejak habis lebaran Idul Fitri 2018 lalu, harganya terus menurun hingga dikisaran Rp12.000 per kg.

"Gula aren yang kami buat ini adalah murni bukan gula oplosan, gulanya kami buat dari air nira yang disadap dari batang aren yang ada di kebun kami sendiri," ujarnya.

Mulyadi mengaku dikebun miliknya itu terdapat 100 batang pohon aren, di mana dari jumlah itu yang masih produktif berkisar 50 batang. Setiap harinya dia bisa menghasilkan gula batok 7 kg hingga 20 kg, karena tergantung dengan banyak dan tidaknya nira yang berhasil disadap.

Sejauh ini, kendala yang dihadapi petani aren atau perajin aren kata pria yang memiliki tiga anak ini adalah pengaruh cuaca seperti musim hujan dan angin kencang. Jika hujan turun maka kualitas air nira akan rendah, dan jika banyak angin yang berhembus juga membuat kualitas rendah dan gula cenderung terasa asam.

"Kami berharap dapat bantuan dari pemerintah, baik peralatan usaha seperti kuali besar untuk memasak gula maupun bantaun pembuatan rumah usaha. Posisi kebun saya berada dipinggir jalan wisata sehingga sering ada turis yang mampir, kalau bangunannya bagus kan enak," urainya berharap.

Sementara itu, ketua kelompok Sari Aren Desa Air Meles Atas, Suparman, menyebutkan luasan perkebunan aren di wilayah itu tercatat paling luas di Kabupaten Rejang Lebong, dengan jumlah pengrajin gula aren lebih dari 500 orang, dengan produksi per hari mencapai 5 ton atau rata-rata produksi perorangnya berkisar 10 kg.

"Produksi gula aren oleh masyarakat disini masih menggunakan cara-cara tradisional dan dilakukan di kebun maupun di rumah masing-masing perajin gula aren," jelasnya.

Untuk meningkatkan produksi dan pemasaran gula aren dan gula semut di wilayah itu, beberapa anggota kelompoknya pada tahun ini telah mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia perwakilan Bengkulu, baik untuk pembuatan rumah produksi maupun pelatihan dan peralatan yang dibutuhkan perajin.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019