Koalisi Perempuan Indonesia mengapresiasi warga yang memilih perempuan sebagai wakil mereka di parlemen sehingga kuota minimal 30 persen keterwakilan perempuan pada pemilu 2019 khususnya di Kabupaten Bengkulu Tengah hampir terwujud.

"Khusus di Bengkulu Tengah kami mengapresiasi pilihan masyarakat terhadap caleg perempuan," kata Koordinator Pemenangan Caleg Perempuan KPI Provinsi Bengkulu, Juminarti di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan pada pemilu 2019 ini KPI sebagai salah satu organisasi yang telah terakredasi oleh Bawaslu sebagai lembaga independen yang menjadi pemantau mandiri.

Dari pantauan yang dilakukan KPI sejak hari pencoblosan hingga saat ini tidak begitu banyak temuan yang terpantau. Hanya saja, kesalahan memasukkan kertas suara ke kotak lebih mendominasi temuan para pemantau KPI.

Juminarti mengatakan jika mengacu pada PKPU No. 3  thn 2019 tentang Tahapan Rekapitulasi Perhitungan Suara, hingga 4 Mei mendatang merupakan masa rekapitulasi suara di tingkat kecamatan. 

Namun di beberapa dapil sudah melaksanakan rekapitulasi yaitu dapil I dan II yang berpotensi mendudukkan masing-masing minimal tiga orang caleg perempuan.

"Di masing-masing dapil ada caleg perempuan yg merupakan anggota KPI yaitu Ibu Suarni dari Nasdem dan Ibu Ruhaya dari Hanura," katanya. 

Ia berharap suara yang diperoleh kedua caleg tersebut tidak akan berubah sebab pemantau KPI terus mengawasi.

"Penting mengawal suara perempuan karena jika nanti mereka duduk di legislatif maka diharapkan kebijakan yang dibuat nanti akan lebih banyak yang berperspektif gender," katanya.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019