Bengkulu,  (ANTARA Bengkulu) - Tawuran antarpelajar di Jakarta antara siswa SMAN 6 dan SMA N 70 beberapa waktu lalu berimbas ke Kota Bengkulu baik pendidik maupun orang tua.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah I Kota Bengkulu, Firwan Dahili, di Kota Bengkulu, Kamis mengatakan kejadian tersebut berimbas pula dalam menjaga dan mendidik anak murid di daerah.

"Kami sangat menyayangkan tawuran tersebut yang terjadi di ibu kota negara, yang `notabene` sekolah-sekolah tersebut fasilitas dan lainnya lebih maju dibandingkan sekolah-sekolah di daerah," kata dia.

Ia menjelaskan, banyak faktor penyebab kejadian tersebut antara lain kurangnya peran orang tua dan guru dalam mengawasi anak dan anak didik.

Kemudian, lingkungan sekitar yang keras serta kurangnya perhatian dan pengawasan dari aparat keamanan setempat, apalagi kejadian seperti itu berulang lagi.

Firwan pun menambahkan, bukan tidak mungkin tawuran seperti itu terjadi di Kota Bengkulu, karena itu dalam rangka untuk mengantisipasi dan meminimalisasi, sekolah setempat sering melakukan razia mendadak di lingkungan sekolah.

"Jika ditemukan siswa melakukan hal yang melanggar aturan sekolah, kami tidak segan-segan memberikan sanksi bahkan hingga siswa tersebut dikeluarkan," kata dia.

Selain itu, pihak sekolah pun bekerja sama dengan anggota Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) dengan melakukan kegiatan di sekolah sehingga mempersempit ruang gerak siswa di luar sekolah.

"Kegiatan tersebut yakni ekstrakurikuler seperti olah raga, seni maupun bidang keagamaan," kata dia.

Kepala Sekolah SMKN 4 Pelayaran yang berada di kelurahan Kampung Kelawi Kota Bengkulu, melalui wakil kepala bidang Kesiswaannya M. Muharrom, pun menyayangkan tawuran antarpelajar di Jakarta tersebut.

"Selain menyayangkan, juga berharap tidak terulang lagi karena selain merugikan diri sendiri, orang lain juga mencoreng nama baik sekolah serta instansi pendidikan," kata dia.

Dia menjelaskan, SMA nya memiliki satu mata pelajaran muatan lokal yaitu berisi pelajaran budi pekerti, peranan sikap, sehingga dapat membiasakan siswa hiudp disiplin serta saling menghormati antarsesama.

Selain itu, meningkatkan pengawasan terhadap siswa dengan memberikan pengarahan dari pihak kepolisian maupun dari TNI AL yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah.

Seorang wali murid, Edi (45) mengatakan tetap mengawasi dan mengontrol anaknya sejak usia dini, sehingga dapat berkembang menjadi pribadi yang memiliki jiwa nasionalisme, kepemimpinan serta menghormati dan menghargai orang lain.

Ia juga meminta pihak penyelenggara pendidikan untuk dapat lebih menekankan pembelajaran pada nilai-nilai yang berkaitan langsung dengan prilaku budi pekerti, sehingga siswa dapat melakukan suatu hal yang positif dan tenang dalam menuntut ilmu serta mendapatkan apa yang dicita-citakannya. (mg-dur)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012