Kalangan petani terdampak banjir di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, dua pekan setelah bencana saat ini belum menerima bantuan dari pemerintah baik daerah maupun pusat.
"Saat ini kami belum mendapatkan bantuan baik benih maupun pupuk. Sawah kami mengalami kerusakan akibat banjir yang melanda tempat kami dua minggu lalu," ujar Sudirman (40), warga Desa Bumi Sari, Kecamatan Ujan Mas, di Kepahiang, Rabu.
Lahan pertanian miliknya itu kata Sudirman berada di Desa Air Hitam, salah satu desa yang terdampak paling parah pada banjir yang terjadi Jumat malam (26/4) lalu, di mana sawah miliknya seluas dua hektare gagal panen dan terendam lumpur.
Setelah peristiwa banjir itu, bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan ke lokasi banjir namun bantuan yang dikirimkan ini belum ada yang menyentuh kepentingan petani yang mengalami kerugian cukup besar akibat gagal panen.
Kalangan petani yang terdampak banjir ini tambah dia, memerlukan baik berupa bibit maupun pupuk sehingga bisa kembali mengolah lahan pertanian mereka karena sudah tidak memiliki modal lagi, serta mengharapkan bantuan pembersihan lumpur yang menimbun sawah mereka.
Hal yang sama juga diutarakan Inggun (42), warga Desa Cugung Lalang, Kecamatan Ujan Mas yang memiliki lahan garapannya di Desa Air Hitam, berupa tanaman sayur-mayur dan padi di atas lahan seluas dua hektare tidak bisa dipanen lantaran disapu banjir.
Akibat bencana alam ini dirinya mengalami kerugian hingga Rp15 juta, pasalnya tanaman buncis, cabai hijau, terong, kancang panjang, jagung dan tanaman padi gagal panen.
"Lahan yang saya olah itu mencapai dua hektare, selain menanam sayuran juga padi. Saat kejadian semuanya rusak dan habis disapu oleh banjir," urainya.
Dia berharap, Pemkab Kepahiang melalui dinas terkait dapat membantu petani yang terdampak banjir sehingga mereka bisa kembali bercocok tanam, mengingat modal usaha mereka saat ini sudah habis.
Berdasarkan data yang dirilis BPBD Kepahiang, akibat banjir yang terjadi pada Jumat malam (26/4), menyebabkan dua orang meninggal dunia, satu orang hilang, kemudian merendam ratusan rumah dalam tiga desa di Kecamatan Ujan Mas yakni Desa Suro Ilir, Air Hitam dan Tanjung Alam, juga merusak 125 lahan pertanian dan empat bidang lahan perkebunan, 99 ekor kambing mati dan ratusan ekor ternak ayam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Saat ini kami belum mendapatkan bantuan baik benih maupun pupuk. Sawah kami mengalami kerusakan akibat banjir yang melanda tempat kami dua minggu lalu," ujar Sudirman (40), warga Desa Bumi Sari, Kecamatan Ujan Mas, di Kepahiang, Rabu.
Lahan pertanian miliknya itu kata Sudirman berada di Desa Air Hitam, salah satu desa yang terdampak paling parah pada banjir yang terjadi Jumat malam (26/4) lalu, di mana sawah miliknya seluas dua hektare gagal panen dan terendam lumpur.
Setelah peristiwa banjir itu, bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan ke lokasi banjir namun bantuan yang dikirimkan ini belum ada yang menyentuh kepentingan petani yang mengalami kerugian cukup besar akibat gagal panen.
Kalangan petani yang terdampak banjir ini tambah dia, memerlukan baik berupa bibit maupun pupuk sehingga bisa kembali mengolah lahan pertanian mereka karena sudah tidak memiliki modal lagi, serta mengharapkan bantuan pembersihan lumpur yang menimbun sawah mereka.
Hal yang sama juga diutarakan Inggun (42), warga Desa Cugung Lalang, Kecamatan Ujan Mas yang memiliki lahan garapannya di Desa Air Hitam, berupa tanaman sayur-mayur dan padi di atas lahan seluas dua hektare tidak bisa dipanen lantaran disapu banjir.
Akibat bencana alam ini dirinya mengalami kerugian hingga Rp15 juta, pasalnya tanaman buncis, cabai hijau, terong, kancang panjang, jagung dan tanaman padi gagal panen.
"Lahan yang saya olah itu mencapai dua hektare, selain menanam sayuran juga padi. Saat kejadian semuanya rusak dan habis disapu oleh banjir," urainya.
Dia berharap, Pemkab Kepahiang melalui dinas terkait dapat membantu petani yang terdampak banjir sehingga mereka bisa kembali bercocok tanam, mengingat modal usaha mereka saat ini sudah habis.
Berdasarkan data yang dirilis BPBD Kepahiang, akibat banjir yang terjadi pada Jumat malam (26/4), menyebabkan dua orang meninggal dunia, satu orang hilang, kemudian merendam ratusan rumah dalam tiga desa di Kecamatan Ujan Mas yakni Desa Suro Ilir, Air Hitam dan Tanjung Alam, juga merusak 125 lahan pertanian dan empat bidang lahan perkebunan, 99 ekor kambing mati dan ratusan ekor ternak ayam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019