Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pembalakan liar kayu di wilayah Bukit Batu dalam kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, ditengarai makin marak.

Setiap minggu ratusan meter kubik kualitas ekspor diperkirakan telah dikeluarkan dari kawasan hutan itu, dengan menggunakan sepeda motor, kata seorang warga Padang Ulak Tanding, Mukmin, Senin.

Ia mengemukakan, para penebang kayu secara liar dalam kawasan hutan itu sebagian besar adalah para pekerja harian yang diupah oleh pengusaha kayu di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel). Wilayah TNKS di Bukit Batu Bengkulu itu berbatasan dengan TNKS dalam wilayah Sumsel.

Para pembalak itu mengangkut hasil tebangannya dengan menggunakan sepeda motor langsng masuk ke dalam TNKS mencapai beberapa kilometer. "Kami setiap hari memergoki kayu dalam bentuk balok turun dari kawasan itu, setelah sampai di tempat penumpukan tertentu kemudian diangkut menggunakan truk," ujar dia.

Sejumlah warga sekitar itu mengaku takut dan khawatir, karena bila ada razia gabungan biasanya petugas secara sembarangan menuduh mereka sebagai pencuri kayu.

Kepala Bidang Pengolahan TNKS Wilayah Bengkulu-Sumsel, Donal Hutasuib mengatakan, pihaknya sudah melakukan razia gabungan melibatkan polisi dan TNI pada lokasi tersebut. Dalam operasi itu berhasil ditangkap dua pelaku penebang kayu secara liar, dengan barang bukti mesin pemotong kayu (chainsaw), kayu balok, dan sepeda motor pengangkut kayu.

Namun kedua pencuri kayu itu diduga hanya suruhan dari penampung kayu liar di provinsi tetangga, namun belum diketahui identitasnya. "Kami akan berupaya untuk menertibkan pencurian kayu dalam kawasan TNKS, namun memiliki keterbatasan tenaga dan dukungan operasional," ujarnya.(Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012