Dua kelompok masyarakat dari Koalisi Emak-Emak Menteng dan Presidium Mahasiswa Menggugat berkumpul di simpang Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan H.O.S. Cokroaminoto untuk penyampaian sikap atas dinamika Pemilu 2019, Rabu sore.
Koordinator Emak-Emak Menteng Diana mengatakan bahwa kedatangan belasan anggotanya ke lokasi untuk mengajak seluruh pihak menjaga pemilu damai.
"Kami ingin pemilu damai. Jangan ada pertumpahan darah lagi di Indonesia. Suasana hari ini menakutkan, padahal sebenarnya baik-baik saja. Kami ingin sejukan suasana," kata Diana melalui empat unit pengeras suara yang terpasang di mobil komando.
Baca juga: Pengendalian suasana, Pemerintah batasi foto dan video medsos
Massa dari kalangan ibu rumah tangga di Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng itu datang ke lokasi pukul 15.00 WIB dengan membawa bunga serta spanduk orasi bertuliskan "Pemilu Damai Indonesia Bersatu", "Mau Tidak Mau, Suka Tidak Suka, Patuhi Aturan", Perempuan Indonesia Bersatu", dan lainnya.
Dalam orasinya di bahu Jalan H.O.S. Cokroaminoto mereka menyanyikan sejumlah lagu nasional, antara lain, Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, dan Indonesia Pusaka.
"Kami hanya ibu rumah tangga biasa, ibu-ibu sekarang sangat takut keluar rumah. Kami memberi contoh bahwa Jakarta aman jangan ada rasa ketakutan. Percayakan pada aparat kita," katanya.
Baca juga: Massa terus provokasi polisi dengan umpatan
Sementara itu, belasan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang tergabung dalam Presidium Mahasiswa menggugat menyuarakan sikap dengan mengkritisi KPU atas terjadinya persoalan di berbagai daerah.
Dua kelompok massa itu menggelar aksi dengan jarak yang berdekatan di depan barier beton berkawat duri yang menutup Jalan Imam Bonjol menuju Gedung KPU RI.
"Save poeple power. Kami menggugat keputusan KPU atas hasil penghitungan suara," kata Usmin, koordinator aksi Mahasiswa Menggugat.
Baca juga: Begini kronologi kericuhan demo Bawaslu menurut Polri
Pertemuan kedua kelompok massa itu sempat diwarnai persaingan pengeras suara. Pengeras suara yang dibawa Aliansi Emak-Emak mengalahkan suara toa yang dibawa mahasiswa.
Namun, persiangan tersebut segera diredam aparat kepolisian yang meminta demonstran saling bergantian menyuarakan aspirasi.
"Kami diminta polisi untuk mengalah. Setop dahulu, biar yang muda bersuara, nanti gantian kami," kata Diana.
Koalisi Emak-Emak berencana melanjutkan orasi menuju kerumunan massa Aksi 22 Mei di Gedung Bawaslu RI.
Baca juga: Hari ini KPU RI kedatangan massa bersorban putih
Baca juga: Perusuh di Petamburan akhirnya dipukul mundur
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Koordinator Emak-Emak Menteng Diana mengatakan bahwa kedatangan belasan anggotanya ke lokasi untuk mengajak seluruh pihak menjaga pemilu damai.
"Kami ingin pemilu damai. Jangan ada pertumpahan darah lagi di Indonesia. Suasana hari ini menakutkan, padahal sebenarnya baik-baik saja. Kami ingin sejukan suasana," kata Diana melalui empat unit pengeras suara yang terpasang di mobil komando.
Baca juga: Pengendalian suasana, Pemerintah batasi foto dan video medsos
Massa dari kalangan ibu rumah tangga di Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng itu datang ke lokasi pukul 15.00 WIB dengan membawa bunga serta spanduk orasi bertuliskan "Pemilu Damai Indonesia Bersatu", "Mau Tidak Mau, Suka Tidak Suka, Patuhi Aturan", Perempuan Indonesia Bersatu", dan lainnya.
Dalam orasinya di bahu Jalan H.O.S. Cokroaminoto mereka menyanyikan sejumlah lagu nasional, antara lain, Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, dan Indonesia Pusaka.
"Kami hanya ibu rumah tangga biasa, ibu-ibu sekarang sangat takut keluar rumah. Kami memberi contoh bahwa Jakarta aman jangan ada rasa ketakutan. Percayakan pada aparat kita," katanya.
Baca juga: Massa terus provokasi polisi dengan umpatan
Sementara itu, belasan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang tergabung dalam Presidium Mahasiswa menggugat menyuarakan sikap dengan mengkritisi KPU atas terjadinya persoalan di berbagai daerah.
Dua kelompok massa itu menggelar aksi dengan jarak yang berdekatan di depan barier beton berkawat duri yang menutup Jalan Imam Bonjol menuju Gedung KPU RI.
"Save poeple power. Kami menggugat keputusan KPU atas hasil penghitungan suara," kata Usmin, koordinator aksi Mahasiswa Menggugat.
Baca juga: Begini kronologi kericuhan demo Bawaslu menurut Polri
Pertemuan kedua kelompok massa itu sempat diwarnai persaingan pengeras suara. Pengeras suara yang dibawa Aliansi Emak-Emak mengalahkan suara toa yang dibawa mahasiswa.
Namun, persiangan tersebut segera diredam aparat kepolisian yang meminta demonstran saling bergantian menyuarakan aspirasi.
"Kami diminta polisi untuk mengalah. Setop dahulu, biar yang muda bersuara, nanti gantian kami," kata Diana.
Koalisi Emak-Emak berencana melanjutkan orasi menuju kerumunan massa Aksi 22 Mei di Gedung Bawaslu RI.
Baca juga: Hari ini KPU RI kedatangan massa bersorban putih
Baca juga: Perusuh di Petamburan akhirnya dipukul mundur
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019