London (ANTARA/Reuters) - "Pikirkan apa yang diciptakan, dan jangan memikirkan Zat Yang Menciptakan, sebab kalian sungguh takkan pernah mampu melakukannya!" Itu lah firman Allah di dalam Al Qur'an agar manusia mempelajari alam semesta.
Kini para ahli astronomi kembali menyaksikan kebesaran Tuhan. Mereka telah menemukan satu planet sebesar Bumi yang kebanyakan terdiri atas berlian dan mengorbit satu bintang yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Planet berbatu itu, yang dinamakan "55 Cancri e", mengorbit bintang mirip Matahari sejauh 40 tahun cahaya di konstelasi Cancer dan bergerak sangat cepat sehingga satu tahun di Bumi, di sana hanya 18 jam.
Radiusnya, yang ditemukan oleh satu tim peneliti Prancis-AS, memiliki ukuran dua kali radius Bumi tapi jauh lebih padat dengan massa delapan kali lebih besar. Planet itu juga panas luar biasa, dengan temperatur permukaan mencapai 1.648 derajat Celsius (3.900 derajat Fahrenheit).
"Permukaan planet ini tampaknya ditutupi grafit dan berlian dan bukan air serta granit," kata Nikku Madhusudhan, peneliti Yale yang temuannya akan diterbitkan di Astrophysical Journal Letters.
Studi tersebut --yang dilakukan bersama Olivier Mousis di Institut de Recherche en Astrophysyique et Planetologie di Toulose, Prancis-- memperkirakan sedikitnya sepertiga massa planet itu, atau sama dengan sebanyak tiga massa Bumi, mungkin adalah berlian.
Planet berlian telah dilihat sebelumnya tapi sekali ini adalah untuk pertama kali satu planet telah terlihat mengorbit bintang mirip Matahari dan dipelajari sampai terperinci.
"Ini adalah pemandangan sekilas pertama mengenai dunia berbatu dengan kemistri yang sangat berbeda dari Bumi," kata Madhusudhan sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis malam. Ia menambahkan temuan mengenai planet yang kaya akan karbon berarti planet berbatu yang berada jauh tak lagi bisa diperkirakan memiliki kandungan kimia, bagian dalam, atmosfir, atau biologi yang sama dengan di Bumi.
David Spergel, seorang ahli astronomi di Princeton University, mengatakan relatif sederhana untuk mempelajari susunan dasar dan sejarah satu bintang segera setelah orang mengetahui usia dan massanya.
"Planet jauh lebih rumit. 'Bumi-super yang kaya akan berlian' ini tampaknya cuma satu contoh mengenai rangkaian temuan yang berlimpah yang menanti kita saat kita mulai menjelajahi planet di sekitar bintang yang berdekatan (dengan Bumi)," katanya. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Kini para ahli astronomi kembali menyaksikan kebesaran Tuhan. Mereka telah menemukan satu planet sebesar Bumi yang kebanyakan terdiri atas berlian dan mengorbit satu bintang yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Planet berbatu itu, yang dinamakan "55 Cancri e", mengorbit bintang mirip Matahari sejauh 40 tahun cahaya di konstelasi Cancer dan bergerak sangat cepat sehingga satu tahun di Bumi, di sana hanya 18 jam.
Radiusnya, yang ditemukan oleh satu tim peneliti Prancis-AS, memiliki ukuran dua kali radius Bumi tapi jauh lebih padat dengan massa delapan kali lebih besar. Planet itu juga panas luar biasa, dengan temperatur permukaan mencapai 1.648 derajat Celsius (3.900 derajat Fahrenheit).
"Permukaan planet ini tampaknya ditutupi grafit dan berlian dan bukan air serta granit," kata Nikku Madhusudhan, peneliti Yale yang temuannya akan diterbitkan di Astrophysical Journal Letters.
Studi tersebut --yang dilakukan bersama Olivier Mousis di Institut de Recherche en Astrophysyique et Planetologie di Toulose, Prancis-- memperkirakan sedikitnya sepertiga massa planet itu, atau sama dengan sebanyak tiga massa Bumi, mungkin adalah berlian.
Planet berlian telah dilihat sebelumnya tapi sekali ini adalah untuk pertama kali satu planet telah terlihat mengorbit bintang mirip Matahari dan dipelajari sampai terperinci.
"Ini adalah pemandangan sekilas pertama mengenai dunia berbatu dengan kemistri yang sangat berbeda dari Bumi," kata Madhusudhan sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis malam. Ia menambahkan temuan mengenai planet yang kaya akan karbon berarti planet berbatu yang berada jauh tak lagi bisa diperkirakan memiliki kandungan kimia, bagian dalam, atmosfir, atau biologi yang sama dengan di Bumi.
David Spergel, seorang ahli astronomi di Princeton University, mengatakan relatif sederhana untuk mempelajari susunan dasar dan sejarah satu bintang segera setelah orang mengetahui usia dan massanya.
"Planet jauh lebih rumit. 'Bumi-super yang kaya akan berlian' ini tampaknya cuma satu contoh mengenai rangkaian temuan yang berlimpah yang menanti kita saat kita mulai menjelajahi planet di sekitar bintang yang berdekatan (dengan Bumi)," katanya. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012