Harga jual getah karet jenis harian di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa pekan belakangan mulai mengalami kenaikan dari Rp4.000 menjadi Rp6.500 per kilogram.

"Harganya jual karet jenis harian ini tergolong tinggi, karena sebelumnya hanya berkisar Rp4.000 sampai Rp4.500 per kg. Harganya mengalami kenaikan setelah sekian lama terpuruk," kata Yurizal, Wakil ketua DPRD Rejang Lebong yang juga pemilik kebun karet di Kecamatan Kota Padang, Kamis.

Naiknya harga jual karet ini tambah dia, membuat kalangan petani yang ada di Kecamatan Kota Padang dan sebagian lagi di Kecamatan Padang Ulak Tanding yang merupakan kecamatan penghasil getah karet di Rejang Lebong itu kembali bersemangat mengurus kebun mereka.

"Walaupun harga jual karet mulai membaik namun ini masih terbilang rendah jika dibandingkan beberapa tahun lalu yang harganya sampai di atas Rp10.000 per kg, kita harapkan harganya terus naik sehingga akan memberikan semangat petani dalam mengolah kebunnya," tambah dia.

Kalangan masyarakat Kecamatan Kota Padang sendiri kata dia, saat ini mencapai 80 persen bergantung dengan tanaman karet, karena iklimnya panas yang menyerupai keadaan di Provinsi Sumatera Selatan, sedangkan sisanya adalah masyarakat yang berprofesi sebagai petani sawit dan bidang lainnya.

Produksi getah karet yang dihasilkan petani di Kecamatan Kota Padang dan Padang Ulak Tanding perharinya kata Yurizal mencapai 10-20 ton, di mana hasil perkebunan ini mereka jual ke pedagang pengepul di wilayah Sumatera Selatan maupun Jambi.

Dia berharap, kedepannya pemerintah daerah setempat atau ada investor yang akan membangun pabrik pengolahan karet yang didirikan di Rejang Lebong sehingga akan memudahkan pemasaran dan memangkas ongkos pengiriman barang.

Sementara itu, dari data yang ada di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan di daerah itu saat ini sudah dibagi-bagi menjadi beberapa daerah penghasil komoditas pertanian dan sudah masuk dalam pendataan Kementan, diantaranya kopi, aren, karet dan tanaman holtikultura.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019