Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah,  Hidayat mengaku sampai saat ini masih enggan turun dan meninjau pengungsi korban gempa, tsunami dan likuefaksi di sejumlah titik-titik pengungsian dan di hunian sementara.

Alasan Wali kota Hidayat karena kerap haji dihujat, cacian maupun makian yang selalu terlontar dari lidah sejumlah pengungsi kepadanya tatkala ia berkunjung meski tujuannya untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan para pengungsi.

"Saya masih enggan turun ke sana. Kalau saya turun ke sana selalu diteriaki kalau saya katanya penyebab musibah ini," katanya saat menghadiri halal bil halal yang dilaksanakan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Palu di Masjid Nurul Ilmu SMP Negeri 3 Palu, Selasa.

Meski mengalami tindakan demikian, ia menegaskan tetap berusaha melayani dan memenuhi kebutuhan serta menerima masukan dari seluruh pengungsi di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.

"Saya juga manusia biasa, saya bisa emosi. Makanya lebih baik saya menghindar. Saya memantau dan mengetahui kondisi para pengungsi lewat para kepala OPD  dan ASN di lingkungan Pemerintah Kota Palu yang melaporkan kepada saya kondisi dan kebutuhan yang diperlukan pengungsi,"ucapnya.

Ia berharap hujatan yang selalu dialamatkan kepadanya segera berakhir dan mengajak kepada seluruh korban bencana dan seluru pihak agar mengambil pelajaran dari bencana 28 September 2018 silam untuk makin meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT.

Di depan kepala sekolah dan guru se Kota Palu yang hadir ia juga mengklarifikasi mengenai isu adanya dana Rp75 triliun yang diterima Pemkot Palu yang kemudian menjadi salah satu sebab ia mendapat hujatan.

Hidayat menegaskan bahwa isu yang sudah beredar luas di tengah-tengah pengungsi korban bencana dan masyarakat itu tidak benar.

"Tidak ada dana masuk bertubi-tubi sampai Rp75 miliar. Bahkan selama enam bulan kita menanggung makanan para pengungsi dari APBD," jelasnya.

Pewarta: Muhammad Arshandi

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019