Jakarta (ANTARA Bengkulu) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay mengatakan kecenderungan politik dinasti yang ditunjukkan sejumlah partai politik menjadi salah satu penghambat figur muda tampil sebagai pemimpin nasional.
"Parpol saat ini masih menerapkan politik dinasti. Figur-figur muda yang bisa tampil baru anggota keluarga dari pemimpin-pemimpin parpol," kata Saleh P Daulay dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Karena politik dinasti itu, figur-figur muda di luar keluarga pemimpin partai hanya menduduki posisi yang kurang strategis. Akibatnya, figur muda yang tampil menjadi kurang teruji kemampuannya.
Dia kemudian mencontohkan figur Eddie Baskoro -yang akrab disapa Ibas- dari Partai Demokrat, dan Puan Maharani dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, yang tampil karena merupakan anak dari pemimpin partai.
"Wajar bila ada dugaan bahwa mereka bisa tampil karena faktor kedekatan keluarga, bukan karena kemampuannya," ujarnya.
Namun, menurut dia, bukan berarti tidak ada figur muda di luar lingkaran keluarga pemimpin partai politik yang tidak bisa tampil. Dia mencontohkan Anas Urbaningrum yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Saleh mengatakan, Anas berhasil menunjukkan kemampuan dan ketokohannya dengan menjadi pemimpin salah satu partai besar. Itu menunjukkan dia berhasil mendapat kepercayaan dari konstituen Partai Demokrat dan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono.
"Namun, isu dugaan keterlibatan dalam sejumlah kasus korupsi menyebabkan dia terperosok. Saat ini 'bargaining' Anas dalam persaingan kepemimpinan nasional mejadi lemah," tuturnya.
Karena itu, dia mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera menetapkan status Anas dalam sejumlah kasus korupsi yang diduga melibatkannya.
"Supaya kalau benar-benar bersalah, ya, segera dihukum, kalau tidak terbukti bersalah dia bisa mengembalikan nama baiknya," katanya.
Menurut Saleh, terlepas bersalah atau tidak, sangat disayangkan bila figur potensial seperti Anas Urbaningrum tidak mendapat kepercayaan publik karena diduga terlibat korupsi.
"Kasus yang menimpa Anas itu juga bisa berimbas dengan kepercayaan publik terhadap figur muda lainnya. Sebab, ternyata yang muda pun setelah terjun ke kekuasaan juga korupsi," ucapnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Parpol saat ini masih menerapkan politik dinasti. Figur-figur muda yang bisa tampil baru anggota keluarga dari pemimpin-pemimpin parpol," kata Saleh P Daulay dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Karena politik dinasti itu, figur-figur muda di luar keluarga pemimpin partai hanya menduduki posisi yang kurang strategis. Akibatnya, figur muda yang tampil menjadi kurang teruji kemampuannya.
Dia kemudian mencontohkan figur Eddie Baskoro -yang akrab disapa Ibas- dari Partai Demokrat, dan Puan Maharani dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, yang tampil karena merupakan anak dari pemimpin partai.
"Wajar bila ada dugaan bahwa mereka bisa tampil karena faktor kedekatan keluarga, bukan karena kemampuannya," ujarnya.
Namun, menurut dia, bukan berarti tidak ada figur muda di luar lingkaran keluarga pemimpin partai politik yang tidak bisa tampil. Dia mencontohkan Anas Urbaningrum yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Saleh mengatakan, Anas berhasil menunjukkan kemampuan dan ketokohannya dengan menjadi pemimpin salah satu partai besar. Itu menunjukkan dia berhasil mendapat kepercayaan dari konstituen Partai Demokrat dan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono.
"Namun, isu dugaan keterlibatan dalam sejumlah kasus korupsi menyebabkan dia terperosok. Saat ini 'bargaining' Anas dalam persaingan kepemimpinan nasional mejadi lemah," tuturnya.
Karena itu, dia mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera menetapkan status Anas dalam sejumlah kasus korupsi yang diduga melibatkannya.
"Supaya kalau benar-benar bersalah, ya, segera dihukum, kalau tidak terbukti bersalah dia bisa mengembalikan nama baiknya," katanya.
Menurut Saleh, terlepas bersalah atau tidak, sangat disayangkan bila figur potensial seperti Anas Urbaningrum tidak mendapat kepercayaan publik karena diduga terlibat korupsi.
"Kasus yang menimpa Anas itu juga bisa berimbas dengan kepercayaan publik terhadap figur muda lainnya. Sebab, ternyata yang muda pun setelah terjun ke kekuasaan juga korupsi," ucapnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012