Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Populasi Harimau Sumatra (Phantera Tigris Sumatrae) di Provinsi Bengkulu hingga saat ini diperkirakan tinggal 19 ekor dari dua tahun lalu berjumlah 50-an ekor, kata Kepala Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Amon Zamora, Rabu.
Populasi harimau sebanyak itu, berdasarkan hitungan konflik sang raja hutan yang bertemu langsung dengan manusia dalam beberapa tahun terakhir di beberapa daerah antara lain di hutan dan kebun para petani di Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, Kaur,Kepahiang, Bengkulu Utara, Lebong serta Rejang Lebong.
Ia menjelaskan, selama konflik atau bertemu dengan manusia, harimau sumatera sering memangsa ternak warga seperti kambing, ayam dan sapi bahkan dalam beberapa kasus menggigit dan memangsa memangsa manusia hingga meninggal dunia.
Manusia meninggal dunia akibat diserang harimau sumatera di Provinsi Bengkulu antara lain terjadi di Desa Lubuk Resam Kabupaten Seluma dan perkebunan petani kopi di Kabupaten Kepahiang.Tingginya peningkatan konflik dan pertemuan antara harimau sumatera dengan manusia dalam beberapa tahun terakhir di Provinsi Bengkulu, dikarenakan hutan lindung sebagai habitat sang raja hujan sebagian besar gundul akibat ditebang manusia.
Faktor lainnya, katanya, harimau sumatera meskipun dilindungi undang-undang populasinya terus berkurang dan terancam punah, akibat menjadi sasaran para pemburu liar karena memiliki nilai jual yang tinggi, katanya.
Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono membenarkan, bahwa populasi harimau Sumatra di Bengkulu setiap tahun teru bekurang karena menjadi sasaran pemburu liar termasuk satu ekor terkena jerat warga di Lebong yang diselamatkan saat ini.
Sebelumnya BKSDA Bengkulu berhasil menyelamatkan seekor harimau sumatera betina di hutan sekitar Desa Mekar Sari Kabupaten Seluma pada 2010. Kemudian pada 2011, setelah itu kembali menyelamatkan harimau sumatera betina di hutan Desa Talang Sebaris Kabupaten seluma.
"Kedua ekor harimau sumatera betina tersebut telah dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi harimau sumatera di Tamling Taman Hutan Bukit Barisan Selatan Provinsi Bengkulu," katanya. Terakhir, Selasa (10/1) BKSDA bersama Polres Lebong berhasil mengevakuasi seekor harimau jantan kena jerat di hutan lindung Gedang Hulu Lais, Kecamatan
Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu atau sekitar 112 KM dari Kota Bengkulu.
"Harimau sumatera ini dalam kondisi lemah, memiliki berat badan sekitar 60-70 kilogram dengan usia antara lima sampai enam tahun. Sang harimau sumatera mengalami dehidrasi karena diperkirakan terjerat sejak empat hari lalu," jelasnya (MHE)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Populasi harimau sebanyak itu, berdasarkan hitungan konflik sang raja hutan yang bertemu langsung dengan manusia dalam beberapa tahun terakhir di beberapa daerah antara lain di hutan dan kebun para petani di Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, Kaur,Kepahiang, Bengkulu Utara, Lebong serta Rejang Lebong.
Ia menjelaskan, selama konflik atau bertemu dengan manusia, harimau sumatera sering memangsa ternak warga seperti kambing, ayam dan sapi bahkan dalam beberapa kasus menggigit dan memangsa memangsa manusia hingga meninggal dunia.
Manusia meninggal dunia akibat diserang harimau sumatera di Provinsi Bengkulu antara lain terjadi di Desa Lubuk Resam Kabupaten Seluma dan perkebunan petani kopi di Kabupaten Kepahiang.Tingginya peningkatan konflik dan pertemuan antara harimau sumatera dengan manusia dalam beberapa tahun terakhir di Provinsi Bengkulu, dikarenakan hutan lindung sebagai habitat sang raja hujan sebagian besar gundul akibat ditebang manusia.
Faktor lainnya, katanya, harimau sumatera meskipun dilindungi undang-undang populasinya terus berkurang dan terancam punah, akibat menjadi sasaran para pemburu liar karena memiliki nilai jual yang tinggi, katanya.
Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono membenarkan, bahwa populasi harimau Sumatra di Bengkulu setiap tahun teru bekurang karena menjadi sasaran pemburu liar termasuk satu ekor terkena jerat warga di Lebong yang diselamatkan saat ini.
Sebelumnya BKSDA Bengkulu berhasil menyelamatkan seekor harimau sumatera betina di hutan sekitar Desa Mekar Sari Kabupaten Seluma pada 2010. Kemudian pada 2011, setelah itu kembali menyelamatkan harimau sumatera betina di hutan Desa Talang Sebaris Kabupaten seluma.
"Kedua ekor harimau sumatera betina tersebut telah dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi harimau sumatera di Tamling Taman Hutan Bukit Barisan Selatan Provinsi Bengkulu," katanya. Terakhir, Selasa (10/1) BKSDA bersama Polres Lebong berhasil mengevakuasi seekor harimau jantan kena jerat di hutan lindung Gedang Hulu Lais, Kecamatan
Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu atau sekitar 112 KM dari Kota Bengkulu.
"Harimau sumatera ini dalam kondisi lemah, memiliki berat badan sekitar 60-70 kilogram dengan usia antara lima sampai enam tahun. Sang harimau sumatera mengalami dehidrasi karena diperkirakan terjerat sejak empat hari lalu," jelasnya (MHE)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012