Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi mengatakan pendirian Universitas Pat Petulai menyusul adanya persetujuan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

"Mudah-mudahan informasi ini tidak ada perubahan, pada tanggal 25 Juli ini ketua Yayasan Pat Petulai diundang ke Kota Lubuklinggau, Sumsel, untuk menerima SK persetujuan pembangunan Universitas Pat Petulai," ujar Bupati Ahmad Hijazi di Rejang Lebong, Selasa.

Baca juga: Empat partai dominasi kursi DPRD Rejang Lebong

Jika SK persetujuan pendirian Universitas Pat Petulai tersebut sudah diterima kata dia, maka universitas sudah bisa menjalankan tugas akademiknya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) daerah itu yang akan menjadi cikal bakalnya universitas di daerah itu.

"Jadi kita gunakan sarana dan prasarana yang ada di STIPER ini, sampai hari ini saya kira lima prodi itu masih memadai untuk digunakan, sembari menunggu RSUD Curup pindah ke Jalur Dua sehingga bangunannya bisa dijadikan kampus Universitas Pat Petulai," tambah dia.

Pendirian universitas itu sendiri kata dia, sudah diusulkan sejak puluhan tahun lalu atau saat dirinya menjadi Bupati Rejang Lebong pada tahun 2000-an, namun setelah itu rencana pendiriannya terhenti dan baru kembali diusulkan saat dirinya menjabat bupati setempat untuk yang kedua kalinya pada 2015.

Baca juga: Rapat pleno KPU Rejang Lebong tanpa dihadiri calon terpilih

Sedangkan untuk tenaga pengajar atau SDM dirinya tidak perlu khawatir, karena syarat untuk diterbitkan pendirian sebuah universitas adalah memiliki beberapa tenaga doktor dan para dosennya minimal S2 setiap prodinya.

Dia meminta dukungan dari masyarakat setempat, agar impian pendirian Universitas Pat Petulai bisa terwujud sehingga masyarakat Rejang Lebong yang akan kuliah tidak perlu jauh-jauh keluar kota lagi.

Sementara itu, ketua STIPER Rejang Lebong, Alnofri mengatakan mereka sudah menyiapkan SDM berupa tenaga dosen, sarana prasarana dan karyawan.

Sejauh ini jumlah dosen yang mereka miliki kata Alnofri sudah lebih dari 37 orang yang semuanya tamatan magister tersebar di enam program studi (prodi), bahkan satu prodi yang sudah punya tujuh dan delapan orang dosen.

Adapun program studi yang sudah ada di STIPER daerah itu ialah prodi agro tekhnologi dan agro bisnis, kemudian akan ditambah program studi, perkebunan, PGSD, akutansi dan tekhnologi informatika.

Baca juga: Operator alat berat di Rejang Lebong meninggal terlindas "stoom walls"
Baca juga: Polres Rejang Lebong tangkap empat pelaku penyalahgunaan narkoba

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019