Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Tim kesehatan Kementerian Kehutanan akan mengoperasi Harimau Sumatra (Phantera tigris Sumatrae) yang selamat dari jerat dan terluka parah ke pusat kesehatan hewan di Bogor, Jawa Barat, karena peralatan di Bengkulu tidak lengkap.
"Kami khawatir bila dioperasi di Bengkulu, harimau itu makin kritis, karena peralatan medis yang tidak lengkap serta tenaga dokternya terbatas," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Amon Zamora, di Bengkulu, Kamis.
Rencananya, harimau yang terluka itu dibawa dengan pesawat dari Bandara Fatmawati Soekarno-Jakarta pada penerbangan pagi, sehingga raja hutan itu akan sampai di Bogor bisa dioperasi secepatnya.
"Kondisi kesehatannya sekarang makin kritis, meskipun masih mau makan dan minum, namun luka diderita harimau itu makin mengkhawatirkan, meskipun dijaga dari kerumunan lalat," katanya.
Untuk menyelamatkan hewan langka itu, cara satu-satunya adalah dioperasi di Bogor, karena petugas BKSDA sekarang sedang mempersiapkan keberangkatan harimau terluka parah tersebut, katanya.
Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, Harimau Sumatra itu terkena jerat dalam kawasan hutan lindung Gedang Hulu Lais, register 75, perbatasan dengan hutan lindung Bukit Daun atau sekitar dua jam perjalanan dari mess perkebunan kopi PT Indo Arabica.
Di sekitar jerat itu terdapat perambah baru karena kondisi kayunya masih hijau, namun sudah ditebangi dan dibuka untuk perkebunan masyarakat, akibat pembukaan hutan itu harimau menjadi gelisah.
Petugas BKSDA menduga kuat, jerat itu adalah untuk menangkap harimau karena dilihat dari metode digunakan masyarakat yaitu seling kawat berukuran besar, kalau jerat babi hutan cukup menggunakan seling kecil saja.
Setelah harimau itu kena jerat, ada upaya untuk mematikannya yaitu dengan menombak bagian tubuh harimau berat sekitar 75 kilogram dan berumur antara 5-6 tahun itu.
Petugas menemukan enam mata tombak babi di tempat kejadian perkara, namun upaya mematikan harimau itu gagal, maka ditinggalkan pembunuh tersebut.
"Untung saja, kucing besar itu bisa bertahan hidup hingga berhasil dievakuasi," katanya.
Ia memperkirakan, harimau itu kena jerat sudah empat hari lalu, hal itu terlihat dari kondisi darahnya sudah mengering dan lukanya mulai dikerumuni lalat dan akan membusuk.
Operasi pengamanan harimau tersebut langsung dipimpin Kapolres Lebong AKBP Supryadi bersama anggota dengan dibantu puluhan polisi kehutanan dari BKSDA Provinsi Bengkulu. (T.Z005/E011)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kami khawatir bila dioperasi di Bengkulu, harimau itu makin kritis, karena peralatan medis yang tidak lengkap serta tenaga dokternya terbatas," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Amon Zamora, di Bengkulu, Kamis.
Rencananya, harimau yang terluka itu dibawa dengan pesawat dari Bandara Fatmawati Soekarno-Jakarta pada penerbangan pagi, sehingga raja hutan itu akan sampai di Bogor bisa dioperasi secepatnya.
"Kondisi kesehatannya sekarang makin kritis, meskipun masih mau makan dan minum, namun luka diderita harimau itu makin mengkhawatirkan, meskipun dijaga dari kerumunan lalat," katanya.
Untuk menyelamatkan hewan langka itu, cara satu-satunya adalah dioperasi di Bogor, karena petugas BKSDA sekarang sedang mempersiapkan keberangkatan harimau terluka parah tersebut, katanya.
Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, Harimau Sumatra itu terkena jerat dalam kawasan hutan lindung Gedang Hulu Lais, register 75, perbatasan dengan hutan lindung Bukit Daun atau sekitar dua jam perjalanan dari mess perkebunan kopi PT Indo Arabica.
Di sekitar jerat itu terdapat perambah baru karena kondisi kayunya masih hijau, namun sudah ditebangi dan dibuka untuk perkebunan masyarakat, akibat pembukaan hutan itu harimau menjadi gelisah.
Petugas BKSDA menduga kuat, jerat itu adalah untuk menangkap harimau karena dilihat dari metode digunakan masyarakat yaitu seling kawat berukuran besar, kalau jerat babi hutan cukup menggunakan seling kecil saja.
Setelah harimau itu kena jerat, ada upaya untuk mematikannya yaitu dengan menombak bagian tubuh harimau berat sekitar 75 kilogram dan berumur antara 5-6 tahun itu.
Petugas menemukan enam mata tombak babi di tempat kejadian perkara, namun upaya mematikan harimau itu gagal, maka ditinggalkan pembunuh tersebut.
"Untung saja, kucing besar itu bisa bertahan hidup hingga berhasil dievakuasi," katanya.
Ia memperkirakan, harimau itu kena jerat sudah empat hari lalu, hal itu terlihat dari kondisi darahnya sudah mengering dan lukanya mulai dikerumuni lalat dan akan membusuk.
Operasi pengamanan harimau tersebut langsung dipimpin Kapolres Lebong AKBP Supryadi bersama anggota dengan dibantu puluhan polisi kehutanan dari BKSDA Provinsi Bengkulu. (T.Z005/E011)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012