Ratusan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Provinsi Bengkulu berunjuk rasa di Depan Markas Polda Bengkulu, menyerukan Kapolri mencopot jabatan Kapolda Sulawesi Tenggara yang tidak mampu mengamankan demonstrasi mahasiwa sehingga menyebabkan Imawan Muhammad Randi yang tercatat sebagai kader IMM meninggal dunia pada Kamis (26/9).

"Ini sudah berbicara tentang pelangaran Hak Azazi Manusia (HAM), berbicara tentang nyawa kader Muhammadiyah yang direnggut paksa oleh aparat kepolisisan, jadi kami menuntut untuk pelaku segera ditindak, dan Kapolda Sulawesi Tenggara harus dicopot,” ujar Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Provinsi Bengkulu, Kasrul di sela aksi damai di Depan Polda Bengkulu Jumat.

Ia mengatakan aksi yang digelar para kader IMM di Bengkulu adalah solidaritas bersama daerah lain sesuai dengan instruksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM untuk terus mengawal sampai kasus ini terselesaikan. 

Jika tututan ini tidak terpenuhi lanjut dia pada mahasiswa akan terus menyuarakan dan turun aksi.

“Kami meminta kepada Kapolda untuk mengirimkan rilis sekaligus aspirasi seluruh kader IMM Bengkulu yang telah disepakati ini kepada  Kapolri, Jendral Tito Karnavian,” ujarnya.

Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Supratman saat menemui mahasiswa yang sedang berunjuk rasa mengatakan tim investigasi sudah mulai sudah mulai bekerja, dan sedang menunggu hasilnya.

Menurut Kapolda kasus ini akan diproses dengan transparan dan sudah mengeluarkan pernyataan dan melibatkan seluruh tim indenpenden yang ada di Kendari.

“Itu adalah hak Kapolri dan kami tidak bisa mempengaruhi apapun keputusannya, kami dukung, kami setuju," ucapnya.

Aksi mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya berjalan kondusif, tertib dan damai.

Pewarta: Gogo Priogo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019