Lebih 600 orang warga Kota Bengkulu menarikan tari sapu tangan sebagai upaya pelestarian tarian tradisional sekaligus memupuk kecintaan pada Tanah Air. 

"Kegiatan ini sebenarnya terinspirasi dari kegiatan Indonesia.ID di mana beberapa komunitas di Jakarta yang melakukan kembali tradisi tari-tarian tradisional," kata Sekretaris Panitia sekaligus yang menginspirasi kegiatan ini, Susi Handayani di Pantai Panjang Kota Bengkulu, Sabtu. 

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan PUPA bekerja sama dengan Forum Komunikasi Wilayah untuk Perlindungan Perempuan dan Anak (FORKOMWIL)) dan Essy Studio. 

Susi menjelaskan bahwa saat ini di Indonesia marak terjadi intoleransi, sehingga ada ide untuk menggali tradisi supaya menumbuhkan kecintaan pada perbedaan dan menepis intoleransi.

"Untuk Bengkulu sebenarnya kita adalah kota keenam yang melakukan kegiatan ini untuk menjawab tantangan dari Makassar dan Jember," ujarnya.  

Ia menyebutkan bahwa dalam kegiatan ini pihaknya mengangkat tarian sapu tangan sebab tarian ini pada zamannya selalu dibawakan mengiringi tarian adat lainnya, seperti tari persembahan dan tari gandai. 

Selain mengangkat tari sapu tangan, dalam kegiatan ini juga ditampilkan berbagai macam tarian lainnya yang memiliki filosofi bagaimana menggali kecintaan pada tanah air, gotong royong, kerja sama dan lain-lain. 

Susi menambahkan bahwa pada 28 Oktober bertepatan dengan Sumpah Pemuda, Indonesia.ID akan menari bersama dengan tari-tarian di daerah mereka masing-masing. 

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat mulai mencintai tarian tradisional, kemudian kegiatan ini juga menjadi cara menyatukan komunitas lain berkumpul dengan melakukan suatu kegiatan yang lebih mempunyai baik untuk diri sendiri maupun masyarakat serta menyuburkan rasa kecintaan pada tradisi dan kedamaian.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019