Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Kupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, mulai 2013 akan membudidayakan tanaman kayu jaon dan sengon secara besar-besaran di daerah ini guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Pengembangan dua jenis kayu bahan baku industri tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan yang selama ini sangat bergantung pada pertanian kopi dan kayu manis," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bengkulu Tengah Durani, Selasa. Ia mengatakan pengembangan tanaman kayu itu mendukung program pemerintah yang dianjurkan Kementerian PDT agar memberdayakan ekonomi masyarakat di daerah terpencil.
Khusus di kabupaten Bengkulu Tengah sangat cocok dikembangkan jenis kayu jabon dan sengon karena tumbuhnya sangat subur dan didukung lokasi berbukit-bukit. Ia menyebutkan keuntungan menanam kayu jabon disamping usia panennya sangat singkat, yaitu sekitar umur lima tahun, juga pangsa pasarnya cukup potensial.
Setiap hektare bisa menghasilkan uang mencapai Rp400 juta dalam waktu lima tahun, tanaman kayu itu lebih menjanjikan bila dibandingkan tanaman sawit. Tanaman kayu tidak merusak humus tanah dan bisa menahan kekuatan tanah untuk tidak longsor, sedangkan sawit sangat rakus akan humus tanah dan menyedot sumber air cukup besar. Untuk pengembangan dua jenis kayu itu, piahknya sudah menyiapkan lahan sekitar 20 hektare untuk tanaman percontohan, ujarnya.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ketahun Bengkulu Sumarsono mengatakan, mulai tahun depan pihaknya akan mengadakan bibit jabon dan sengon dalam skala besar. Saat ini sudah banyak permintaan masyarakat akan bibit kayu tersebut, namun jenis kayu lainnya tetap diadakan seperti bambang lanang, mahoni dan lainnya.
Ia mengatakan saat ini baru ada dua daerah yang memiliki ikon tanaman kayu yaitu di Kabupaten Mukomuko adalah kayu mahoni dan Kabupaten Kepahiang jenis kayu sengon. Kedua kabupaten pada anggaran 2012 akan dibantu bibit masing-masing satu juga pohon, tahun berikutnya akan ditingkatkan lagi jumlahnya, ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Pengembangan dua jenis kayu bahan baku industri tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan yang selama ini sangat bergantung pada pertanian kopi dan kayu manis," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bengkulu Tengah Durani, Selasa. Ia mengatakan pengembangan tanaman kayu itu mendukung program pemerintah yang dianjurkan Kementerian PDT agar memberdayakan ekonomi masyarakat di daerah terpencil.
Khusus di kabupaten Bengkulu Tengah sangat cocok dikembangkan jenis kayu jabon dan sengon karena tumbuhnya sangat subur dan didukung lokasi berbukit-bukit. Ia menyebutkan keuntungan menanam kayu jabon disamping usia panennya sangat singkat, yaitu sekitar umur lima tahun, juga pangsa pasarnya cukup potensial.
Setiap hektare bisa menghasilkan uang mencapai Rp400 juta dalam waktu lima tahun, tanaman kayu itu lebih menjanjikan bila dibandingkan tanaman sawit. Tanaman kayu tidak merusak humus tanah dan bisa menahan kekuatan tanah untuk tidak longsor, sedangkan sawit sangat rakus akan humus tanah dan menyedot sumber air cukup besar. Untuk pengembangan dua jenis kayu itu, piahknya sudah menyiapkan lahan sekitar 20 hektare untuk tanaman percontohan, ujarnya.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ketahun Bengkulu Sumarsono mengatakan, mulai tahun depan pihaknya akan mengadakan bibit jabon dan sengon dalam skala besar. Saat ini sudah banyak permintaan masyarakat akan bibit kayu tersebut, namun jenis kayu lainnya tetap diadakan seperti bambang lanang, mahoni dan lainnya.
Ia mengatakan saat ini baru ada dua daerah yang memiliki ikon tanaman kayu yaitu di Kabupaten Mukomuko adalah kayu mahoni dan Kabupaten Kepahiang jenis kayu sengon. Kedua kabupaten pada anggaran 2012 akan dibantu bibit masing-masing satu juga pohon, tahun berikutnya akan ditingkatkan lagi jumlahnya, ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012