Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan sapi perah milik kelompok peternak di wilayah itu mengalami gangguan reproduksi, sehingga tidak bisa bunting dan menghasilkan susu.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Hendrayani saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan sapi yang mengalami gangguan reproduksi tersebut milik kelompok peternak di Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya.

"Gangguan reproduksi ini terjadi pada 21 indukan yang ada di kelompok peternak di Desa Air Bening. Alhamdulilah saat ini sudah kami tangani dan mudah-mudahan cepat pulih," kata dia.

Gangguan reproduksi sapi perah tersebut tambah dia, menyebabkan produksi susu sapi yang dihasilkan peternak di wilayah itu terhenti, namun dirinya optimistis kondisi ini bisa kembali normal mengingat tim yang diturunkan berasal dari dokter hewan dan bidang peternakan.

"Sapinya dikawinkan terus tapi tidak jadi, ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan reproduksi ini diantaranya bisa karena faktor bibit atau pemerahan susu dilakukan tidak rutin dan faktor lainnya," jelas dia.

Sebelumnya, pada tahun 2017 dan 2018 Pemprov Bengkulu memberikan bantuan sapi perah kepada kelompok peternak yang ada di Desa Mojorejo, Kecamatan Sindang Kelingi, sebanyak 31 ekor dan kalangan peternak di Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya sebanyak 21 ekor.

Sapi perah yang dibantukan pemerintah itu saat ini sudah berkembang biak, untuk di Desa Mojorejo telah memiliki anakan hingga 29 ekor, dan Desa Air Bening memiliki anakan 19 ekor, sedangkan untuk produksi susu yang dihasilkan baru berkisar 100 liter per hari.

"Produksi susunya baru sekitar 100 liter per hari, di mana susu ini 20 persen diberikan untuk anakannya dan 80 persen di jual peternak ke pelaku usaha seperti toko roti maupun pengusaha susu segar," tambah dia lagi.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019