Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Permintaan kopi biji dan coklat asal Bengkulu pada tingkat distributor dari Lampung dan wilayah Sumsel pekan berkurang, sedangkan harga turun dan stok cukup.

Harga kopi biji pada tingkat peagang pengumpul Rp15.000 turun ari sebelumnya mencapai Rp15.500/kg, sedangkan harga coklat Rp18.000/kg, kata pedagang pengumpul kopi Bengkulu Edi Kasim, Kamis.

Ia mengatakan, harga hasil perkebunan itu sangat tergantung dengan permintaan dari distributor luar Bengkulu, sedangkan stok tetap ada, baik pada pedagang pengumpul di Kota Bengkulu maupun di sentra kopi Kabupaten Kepahiang. Untuk pasokan biji coklat terbesar dari sentra Produksi di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Utara dan Enggano sedangkan stok pada tingkat petani juga masih ada.

Produsi kopi itu adalah panen buah sela tanaman kopi petani, terutama tanaman kopi stek baik jenis Rebosta maupun jenis Arabika yang tersebar di beberapa sentra produksi, ujarnya.

Seorang petani kopi di Benuanggaling, Kepahiang Anharudin mengatakan, pihaknya tetap mempertahan tanaman kopi jenis rebosta, meskipun sekarang masuk varitas kopi unggul di daerah itu. Ia mengatakan, tanaman kopi rebosta selama ini masih menggunakan pola tradisonal dan belum dibuat pola stek, sehingga produksinya satahun sekali panen.

Namun bila dibuat pola stek akan berproduksi setiap bulan dan usia panennya juga lebih singkat dan sama dengan kopi bibit unggul dari wilayah Sumatra Utara jenis Sigararutang. "Kami tetap mempertahankan kopi rebosta sebagai kopi unggulan Bengkulu karena pada era tahun 90-an kopi dari Benuanggaling pernah menjadi contoh nasional," ujarnya.

Padahal tanaman kopi tersebut masih tradisonal, namun pengelolaannya lebih intensif setiap hektare bisa menghasilkan tiga hingga empat ton pada saat panen raya. Ke depan para petani kopi di daerah itu minta bantuan penyuluhan dan bibit stek dari pemerintah untuk mengembangkan kopi tersebut, ujarnya.

Peneliti Tanaman Perkebunan Bengkulu Edi Sugiarto mengatakan, kopi jenis rebosta Bengkulu ternyata sangat unggul baik dari segi ketahanan tanaman, buah hingga harga pasar. Namun selama ini kopi tersebut belum dibididayakan secara teknologi moderen, sehingga nama dan hasilnya dimanfaatkan daerah tetangga antara lain Lampung dan Sumsel. "Saya sudah menyarankan kopi resbotas Bengkulu dikembangkan dengan pola teknologi moderen melalui balai penelitian di Jawa Timur, sehingga bisa dikembangkan ke seluruh tanah air dengan nama kopi Bengkulu," ujarnya.(Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012