Bengkulu  (ANTARA Bengkulu) - Sejumlah toko yang masih beroperasi di kawasan kota tua Kampung China di Kelurahan Malabero Kota Bengkulu mulai marak menjual pernak-pernik Imlek.

"Dalam satu minggu ini penjualan biasanya meningkat, terutama lampion dan bunga meihwa," kata salah seorang penjual pernik Imlek Syamsir Chandra di Bengkulu, Rabu.

Chandra mengatakan pesanan barang diperoleh dari Jakarta dan Kota Palembang Sumatera Selatan.

Meski perayaan Imlek di Bengkulu tidak semeriah di kota lain seperti Palembang dan Sungai Liat Provinsi Bangka Belitung, namun warga Tionghoa yang ada di Kota Bengkulu juga larut dalam perayaan tahun baru itu.

"Pernik-pernik ini menjadi ciri khas datangnya Tahun Baru dengan berbagai harapan yang tersimpan di dalamnya," katanya.

Ia mencontohkan bunga Meihwa yang dipercaya dapat memberikan keberuntungan bagi pemiliknya.

"Kembang Meihwa kan berarti kembang rejeki, ya supaya rejeki kita tambah lancar," katanya.

Warga Tionghoa berusia 60 tahun yang lahir di Kota Bengkulu ini mengatakan warga keturunan yang mendiami kawasan kota tua Malabero kata dia sebagian besar merayakan Imlek di kota-kota besar.

Masyarakat yang merayakan di Kota Bengkulu kata dia biasanya penuh kesederhanaan dengan saling bersilaturahmi dengan para tetangganya.

"Tradisi kita di Bengkulu biasanya diawali dengan berdoa di Vihara lalu mendatangi rumah-rumah saudara dan tetangga untuk bersalaman dan mengucap selamat, mirip Lebaran," katanya menjelaskan.

Petugas Vihara Budha-Yana, Andi juga mengatakan Tahun Baru Imlek biasanya dirayakan dengan sederhana.

"Kami menggelar doa pada Minggu (22/1) dan Senin (23/1), masing-masing pagi dan sore karena akan banyak umat yang berdoa di Vihara," katanya.  (ANT/KR-RNI)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012