Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini tengah mewaspadai peningkatan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) memasuki musim pancaroba di daerah itu itu.
Plt Kepala Dinkes Rejang Lebong Syamsir melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Hamka saat dihubungi di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan jumlah warga yang dinyatakan positip terjangkit DBD terhitung Januari sampai akhir Oktober mencapai 100 orang, kendati jumlah ini masih di bawah tahun 2018 yang mencapai 220 kasus namun tetap harus diwaspadai agar tidak terus meningkat.
"Warga yang dinyatakan positif terjangkit DBD sampai dengan akhir Oktober 2019 sudah ada 100 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, karena biasanya terjadi peningkatan karena saat ini sudah memasuki musim pancaroba dari kemarau ke musim hujan," katanya.
Jumlah penderita DBD tersebut, tambah dia, diperkirakan akan meningkat karena pada periode akhir tahun yakni November dan Desember sampai dengan awal tahun baru, yakni Januari-Februari akan terjadi peningkatan jumlah warga yang terjangkit DBD.
Kalangan warga yang terserang DBD itu, katanya, berdasarkan data yang mereka miliki umumnya berada di sejumlah kecamatan yang berada di wilayah perkotaan yang selama ini endemis DBD seperti di beberapa kelurahan atau desa yang ada di Kecamatan Curup Timur, Curup Tengah, Kecamatan Curup, Curup Selatan dan Utara maupun di Kecamatan Bermani Ulu.
Untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD ini pihaknya terus menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kemudian mengajak warga Rejang Lebong tersebar dalam 15 kecamatan untuk bergotong royong guna membersihkan sarang nyamuk serta saluran pembuangan maupun air yang tergenang.
Masyarakat Rejang Lebong juga diminta untuk melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang nantinya bisa menjadi tempat berkembangbiakannya jentik nyamuk, serta menaburkan bubuk abate.
Sementara itu, dari data yang dihimpun Dinkes, dari 21 puskesmas yang tersebar pada 15 kecamatan di Rejang Lebong diketahui selain adanya peningkatan jumlah penderita DBD juga ISPA dengan jumlah lebih dari 10.000 orang atau berkisar 1.000 orang per bulan.
Sedangkan diare berkisar 2.000-an orang, kemudian hipertensi atau darah tinggi yang mencapai 2.000 orang, demikian Hamka.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Plt Kepala Dinkes Rejang Lebong Syamsir melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Hamka saat dihubungi di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan jumlah warga yang dinyatakan positip terjangkit DBD terhitung Januari sampai akhir Oktober mencapai 100 orang, kendati jumlah ini masih di bawah tahun 2018 yang mencapai 220 kasus namun tetap harus diwaspadai agar tidak terus meningkat.
"Warga yang dinyatakan positif terjangkit DBD sampai dengan akhir Oktober 2019 sudah ada 100 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, karena biasanya terjadi peningkatan karena saat ini sudah memasuki musim pancaroba dari kemarau ke musim hujan," katanya.
Jumlah penderita DBD tersebut, tambah dia, diperkirakan akan meningkat karena pada periode akhir tahun yakni November dan Desember sampai dengan awal tahun baru, yakni Januari-Februari akan terjadi peningkatan jumlah warga yang terjangkit DBD.
Kalangan warga yang terserang DBD itu, katanya, berdasarkan data yang mereka miliki umumnya berada di sejumlah kecamatan yang berada di wilayah perkotaan yang selama ini endemis DBD seperti di beberapa kelurahan atau desa yang ada di Kecamatan Curup Timur, Curup Tengah, Kecamatan Curup, Curup Selatan dan Utara maupun di Kecamatan Bermani Ulu.
Untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD ini pihaknya terus menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kemudian mengajak warga Rejang Lebong tersebar dalam 15 kecamatan untuk bergotong royong guna membersihkan sarang nyamuk serta saluran pembuangan maupun air yang tergenang.
Masyarakat Rejang Lebong juga diminta untuk melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang nantinya bisa menjadi tempat berkembangbiakannya jentik nyamuk, serta menaburkan bubuk abate.
Sementara itu, dari data yang dihimpun Dinkes, dari 21 puskesmas yang tersebar pada 15 kecamatan di Rejang Lebong diketahui selain adanya peningkatan jumlah penderita DBD juga ISPA dengan jumlah lebih dari 10.000 orang atau berkisar 1.000 orang per bulan.
Sedangkan diare berkisar 2.000-an orang, kemudian hipertensi atau darah tinggi yang mencapai 2.000 orang, demikian Hamka.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019