Kepala BMKG Provinsi Bengkulu Kukuh Ribudiyanto mengatakan, kabut yang terjadi pada pukul 05.50 WIB tadi pagi ini bukan disebabkan oleh asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Untuk titik api hasil pantauan pagi tadi itu nihil atau tidak ada titik api. Kalau hari sebelumnya itu hanya ada 1 yaitu disekitar Lebong," kata Kukuh di Bengkulu, Rabu.

Kukuh menjelaskan, untuk wilayah Bengkulu saat ini mulai memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Hal itu ditandai terjadinya beberapa kali hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir.

Alat pendeteksi peringatan kebakaran hutan yang dimiliki BMKG Bengkulu pun saat ini menunjukkan potensi kebakaran hutan dan lahan sudah relatif rendah. Hal ini menyusul masuknya musim hujan.

"Titik apinya tidak ada apa lagi asap. Karena sumbernya tidak muncul jadi bagaimana mau ada asap untuk wilayah Bengkulu," papar Kukuh.

Data observasi permukaan Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu menunjukkan, meski berlangsung beberapa jam, kabut ini membuat jarak pandang terbatas yakni hanya sekitar 100 meter saja dengan kelembaban udara 100 persen.

Data juga menunjukkan bahwa arah angin pada pukul 05.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB adalah dari barat laut hingga timur dengan kecepatan angin 1 hingga 4 knot. Keadaan jumlah awan yakni 7 oktaf (berawan tebal) dan jenis awan rendah yang tercatat adalah awan cumulus dan cumulunimbus.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019