Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu meluncurkan buku berisi dokumen tentang resep dan cara masyarakat adat Rejang menjaga kesehatan.

Ketua AMAN Wilayah Bengkulu, Deff Tri Hamdi mengatakan pengetahuan pengobatan pada masyarakat adat suku Rejang di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu lahir dan tumbuh ribuan tahun.

“Ribuan orang berhasil sembuh dan diobati menggunakan pengobatan warisan adat Rejang,” katanya di Bengkulu, Senin.

Pada Masyarakat Adat Suku Rejang, pengetahuan pengobatan adat itu dijaga dengan penuh totalitas dan dedikasi oleh para dukun pengobatan adat yang dikenal dengan sebutan “T’wan Anok Langia”. 

Para T’wan Anok Langia bisa disebut sebagai benteng pertahanan adat Rejang dalam menjaga kesehatan masyarakatnya. Mereka memberikan layanan kesehatan terjangkau.

Deff mengatakan dalam buku yang disusun pengurus AMAN Bengkulu ini, mereka berusaha menuliskan secara lengkap bagaimana Suku Rejang menjaga pengobatan adatnya untuk dimanfaatkan pada anggota masyarakat adatnya. 

“Ada banyak nilai-nilai kearifan yang didapat bila melihat cara pengobatan Suku Rejang. Kebergantungan suku ini pada hutan menjadikan sebuah keharusan karena semua jenis pengobatan yang mereka gunakan 100 persen bertumpu pada hutan,” ucapnya.

Menyadari pentingnya hutan bagi hidup dan kehidupannya menjadikan Suku Rejang melihat hutan adalah penyelamat kehidupan. Masyarakat Adat Rejang memiliki wilayah adat yang cukup luas terdiri atas perkampungan, persawahan hingga kawasan hutan. 

Para T'wan Anok Langia dalam Suku Rejang tak terpisahkan. Berdasarkan pertimbangan itulah diperlukan sebuah kebijakan yang berpihak pada kesehatan Suku Rejang. Keberadaan dan kinerja T'wan Anok Langia harus diberikan kemudahan dalam upaya menjaga sehat Suku Rejang.

Buku ini dibuat atas dukungan Pemda Lebong, Dewan AMAN Bengkulu, Teguh Rahardjo Eko Purwoto, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tanah Rejang, para T'wan Anok Langia, masyarakat Kabupaten Lebong dan banyak pihak berkontribusi. Pengumpulan data buku ini dilakukan oleh sejumlah pemuda Lebong, penulisan dibantu oleh sejumlah akademisi Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu dan jurnalis.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019