Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Tokoh perempuan Provinsi Bengkulu Syafridawati Djaya mengatakan para ibu atau perempuan harus mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup mereka, bukan sebaliknya menjadi korban teknologi.

"Perempuan dan teknologi menjadi salah satu topik yang mengemuka dalam peringatan Hari Ibu di Jakarta pada 18 Desember yang dihadiri Presiden SBY," katanya di Bengkulu usai menghadiri puncak peringatan ke-84 Hari Ibu di aula Pemprov Bengkulu, Jumat.

Dalam seminar tentang perempuan dan teknologi, para ibu menjadi sorotan sebab sangat rentan menjadi korban teknologi.

Perkembangan teknologi informasi dan peralatan komunikasi yang terus diperbaharui dinilai mampu menarik perhatian para ibu dan justru mengabaikan kewajibannya.

"Pada pertemuan itu diputar sebuah film dokumenter tentang kesaksian seorang anak dimana ibunya lebih banyak menghabiskan waktu mengutak-atik blackberry," katanya.

Hal seperti itu kata dia jangan sampai terjadi di Provinsi Bengkulu. Seharusnya perempuan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Misalnya kata dia menggunakan alat komunikasi untuk berbisnis secara "online" dan lainnya tanpa harus melupakan kewajibannya dalam rumah tangga.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bengkulu Horni Junaidi Hamsyah mengatakan peran perempuan dalam pembangunan harus ditingkatkan.

"Kesetaraan terus digaungkan para ibu bahwa mereka juga punya peran penting dalam membangun bangsa dan negara ini," kata istri Gubernur Bengkulu itu.

Melalui program-program PKK kata dia, peningkatan peran ibu dan kaum perempuan pada umumnya dalam membangun daerah terus didorong.

Selain itu, melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang ada di tingkat provinsi dan daerah juga mengambil peran dalam peningkatan kapasitas dan pemberdayaan perempuan.

Sementara itu Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah dalam sambutannya pada peringatan ke-84 Hari Ibu itu mengatakan peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan dalam merebut kemerdekaan.

"Perjuangan perempuan dalam merebut kemerdekaan telah dinyatakan sejak kongres perempuan yang pertama kali digelar pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta," katanya.

Peristiwa itu merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan kaum perempuan Indonesia dan diperingati setiap tahunnya oleh perempuan dan laki-laki sebagai Hari Ibu.

Setiap kali penyelenggaraan Hari Ibu kata dia senantiasa menggugah ingatan dan pemikiran bawah perjuangan kaum perempuan Indonesia sangat dirasakan manfaatnya oleh bangsa ini.

Khusus di Provinsi Bengkulu menurut Gubernur keberpihakan terhadap perempuan telah ditunjukkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 dengan memasukkan pengarusutamaan gender sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah.

Peringatan tahun ini bertemakan "Peran Perempuan dan Laki-laki dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Menuju Kesejahteraan Bangsa". (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012