Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terpaksa menunda eliminasi ratusan ekor anjing liar yang berkeliaran di permukiman penduduk dan fasilitas umum karena anggaran untuk melaksanakan kegiatan itu belum bisa digunakan pada triwulan pertama tahun ini.

“Karena kondisi keuangan daerah ini sedang defisit dan terjadi rasionalisasi anggaran di dinas ini sehingga anggaran untuk kegiatan ini tidak bisa digunakan pada triwulan pertama, bulan Januari hingga Maret. sehingga pelaksanaannya ditunda pada triwulan keempat tahun ini,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Warsiman dalam keterangannya di Mukomuko, Senin.

Dinas Pertanian setempat pada 2020 mendapatkan dana alokasi umum (DAU) sekitar Rp50 juta untuk melaksanakan kegiatan eliminasi anjing yang berkeliaran di permukiman penduduk dan fasilitas umum di daerah ini.

Dana alokasi umum untuk eliminasi ratusan anjing yang berkeliaran di permukiman penduduk dan fasilitas umum tersebut mencukupi untuk operasional tim eliminasi dan pembelian racun stricnin.

Namun instansi ini belum bisa menggunakan dana kegiatan tersebut karena terjadi rasionalisasi anggaran dan salah satu anggaran yang terkena rasionalisasi adalah untuk eliminasi anjing liar di daerah ini.

“Dananya masih ada di DPA tetapi dana tersebut tidak bisa digunakan karena ‘dibekukan’. Kemungkinan dana kegiatan tersebut bisa digunakan di triwulan keempat tahun ini,” ujarnya.

Instansinya mengusulkan dana untuk melakukan eliminasi anjing yang berkeliaran di permukiman penduduk dan fasilitas umum di daerah ini guna menindaklanjuti usulan terkait banyaknya anjing dari masyarakat di daerah ini.

Instansinya hampir setiap tahun menerima laporan terkait banyaknya anjing yang berkeliaran di permukiman penduduk dan fasilitas umum dan keberadaan hewan penular rabies tersebut mengganggu masyarakat yang berada di sejumlah wilayah di daerah ini.

Selain itu, ia mengatakan, instansinya mengusulkan dana kegiatan eliminasi ini juga bertujuan untuk mengurangi populasi hewan penular rabies yang tidak memiliki tuan ini secara bertahap setiap tahun.*

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020