Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Ikatan Peduli Demografi Indonesia (IPADI) untuk Provinsi Bengkulu,akan kembali difungsikan guna meningkatkan sosialisasi serta advokasi program kependudukan dan KB di daerah ini ke depan.
"Sebelum Mukernas pada Maret 2013, kepengurusan IPADI Bengkulu untuk kepengurusan baru segera terbentuk," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Widati melalui Kepala Subbidang Penetapan Parameter Pengendalian Penduduk BKKBN Bengkulu, Agus Supardi, di Bengkulu, Senin.
Untuk memfungsikan kembali IPADI di Bengkulu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi setempat saat ini tengan berkonsulidasi dengan pengurus lama yang vakum sejak 2003 lalu.
Ia mengatakan, dalam kepengurusan IPADI terdapat kalangan akademisi dan insan penduli kependudukan sehingga dapat membantu pemerintah dalam membangun program kependudukan dan KB.
IPADI berfungsi mensosialisasi program KKB melalui bentuk tulisan tentang kondisi kependudukan serta dampak dari pelaksanaan program nasional itu kurang mendapat dukungan di era disentralistik. "Perlunya kembali memfungsikan institusi tersebut, mengingat kondisi kependudukan dewasa ini kian berat untuk mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan, melalui masyarakat sejahtera dan mandiri," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan disahkannya UU No.52 tahun 2009 tentang perkembangnan kependudukan dan pembangunan keluarga, maka lembaga Nasional BKKBN mengemban fungsi pembangunan kependudukan melalui sektor KB.
Pembangunan nasional mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Menurut dia penduduk sebagai modal dasar dan factor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kwalitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. (RS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Sebelum Mukernas pada Maret 2013, kepengurusan IPADI Bengkulu untuk kepengurusan baru segera terbentuk," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Widati melalui Kepala Subbidang Penetapan Parameter Pengendalian Penduduk BKKBN Bengkulu, Agus Supardi, di Bengkulu, Senin.
Untuk memfungsikan kembali IPADI di Bengkulu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi setempat saat ini tengan berkonsulidasi dengan pengurus lama yang vakum sejak 2003 lalu.
Ia mengatakan, dalam kepengurusan IPADI terdapat kalangan akademisi dan insan penduli kependudukan sehingga dapat membantu pemerintah dalam membangun program kependudukan dan KB.
IPADI berfungsi mensosialisasi program KKB melalui bentuk tulisan tentang kondisi kependudukan serta dampak dari pelaksanaan program nasional itu kurang mendapat dukungan di era disentralistik. "Perlunya kembali memfungsikan institusi tersebut, mengingat kondisi kependudukan dewasa ini kian berat untuk mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan, melalui masyarakat sejahtera dan mandiri," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan disahkannya UU No.52 tahun 2009 tentang perkembangnan kependudukan dan pembangunan keluarga, maka lembaga Nasional BKKBN mengemban fungsi pembangunan kependudukan melalui sektor KB.
Pembangunan nasional mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Menurut dia penduduk sebagai modal dasar dan factor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kwalitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. (RS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013