Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)
Bengkulu menyiapkan proses evakuasi seekor harimau Sumatra (Phantera
tigris Sumatrae) yang memasuki permukiman warga Desa Tanjung Muara,
Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.
"Sebenarnya sudah diupayakan pengusiran ke dalam hutan, tapi harimau itu malah mendatangi pondok tim identifikasi sehingga kami putuskan untuk evakuasi," kata Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bengkulu Darwis Saragih di Bengkulu, Senin.
Menurut Darwis, upaya pengusiran ke dalam hutan cukup sulit sebab kondisi kawasan hutan yang merupakan habitat satwa terancam punah itu sudah rusak akibat perambahan.
Tim identifikasi yang diturunkan ke lokasi, bahkan dihadang harimau dewasa itu saat akan kembali ke pondok atau kampung.
"Tim identifikasi berhadap-hadapan langsung dengan harimau itu, hanya jarak dua meter, tapi tidak terjadi penyerangan atau hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Menurutnya, dari ukuran jejak harimau yang mencapai diameter 12 centi meter diperkirakan harimau tersebut adalah harimau dewasa.
Tim yang terdiri dari petugas BKSDA, Pelestari Harimau Sumatra (PHS) Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), polisi dan TNI sudah menyiapkan langkah-langkah evakuasi.
"Ada juga dokter hewan yang bisa mengatur cara evakuasi yang tidak melukai harimau itu," tambahnya.
Prosedurnya kata dia yakni menggiring satwa langka dilindungi itu ke dalam kerangkeng yang sudah disiapkan anggota tim evakuasi.
Jika cara tersebut tidak berhasil maka dilakukan dengan tembak bius, dimana petugas tambahan akan berangkat ke lokasi pada Senin, malam (14/1).
"Sebelum membahayakan jiwa manusia maka kami putuskan untuk evakuasi, jika tidak bisa digiring ke dalam kerangkeng akan ditembak bius," katanya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Sebenarnya sudah diupayakan pengusiran ke dalam hutan, tapi harimau itu malah mendatangi pondok tim identifikasi sehingga kami putuskan untuk evakuasi," kata Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bengkulu Darwis Saragih di Bengkulu, Senin.
Menurut Darwis, upaya pengusiran ke dalam hutan cukup sulit sebab kondisi kawasan hutan yang merupakan habitat satwa terancam punah itu sudah rusak akibat perambahan.
Tim identifikasi yang diturunkan ke lokasi, bahkan dihadang harimau dewasa itu saat akan kembali ke pondok atau kampung.
"Tim identifikasi berhadap-hadapan langsung dengan harimau itu, hanya jarak dua meter, tapi tidak terjadi penyerangan atau hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Menurutnya, dari ukuran jejak harimau yang mencapai diameter 12 centi meter diperkirakan harimau tersebut adalah harimau dewasa.
Tim yang terdiri dari petugas BKSDA, Pelestari Harimau Sumatra (PHS) Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), polisi dan TNI sudah menyiapkan langkah-langkah evakuasi.
"Ada juga dokter hewan yang bisa mengatur cara evakuasi yang tidak melukai harimau itu," tambahnya.
Prosedurnya kata dia yakni menggiring satwa langka dilindungi itu ke dalam kerangkeng yang sudah disiapkan anggota tim evakuasi.
Jika cara tersebut tidak berhasil maka dilakukan dengan tembak bius, dimana petugas tambahan akan berangkat ke lokasi pada Senin, malam (14/1).
"Sebelum membahayakan jiwa manusia maka kami putuskan untuk evakuasi, jika tidak bisa digiring ke dalam kerangkeng akan ditembak bius," katanya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013