Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu agar bantuan benih yang diberikan kepada petani setempat bervarietas inbrida padi gogo atau Inpago karena lebih cocok di lahan sawah tadah hujan dan lebih unggul dibanding pagi gogo biasa.

“Kami mengusulkan varietas Inpago kepada pemerintah provinsi karena kalau bukan varietas ini maka dikhawatirkan petani enggan menanamnya di lahan persawahannya,” kata Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Sugiyanto dalam keterangannya di Mukomuko, Senin.

Kabupaten Mukomuko pada tahun 2020 kembali mendapat alokasi bantuan benih padi gogo untuk lahan persawahan tadah hujan seluas 500 hektare yang tersebar di sejumlah wilayah di daerah ini.

Alokasi bantuan benih pagi gogo dari pemerintah untuk daerah ini pada 2020 lebih banyak dibandingkan alokasi benih padi gogo pada tahun sebelumnya yakni di lahan persawahan tadah hujan seluas sekitar 467 hektare.

Menurut catatan Kementan, varietas Inpago 9 merupakan salah satu varietas inbrida padi gogo yang dikhususkan untuk lahan kering.

Tingkat produktivitas varietas Inpago 9 mencapai 8 - 9 ton per hektare, lebih tinggi dibandingkan produktivitas padi gogo lainnya yang rata-rata di bawah 6-7 ton per hektare.

Diketahui, seluruh petani yang memiliki lahan persawahan tadah hujan seluas ratusan hektare pada 2019 batal mengambil bantuan karena tidak adanya varietas benih padi jenis Inpago.

Untuk itu intansi ini paa tahun 2020 kembali mengusulkan lahan persawahan tadah hujan di Kecamatan Selagan Raya, Malin Deman dan Teramang Jaya dapat memperoleh benih padi jenis Inpago.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, petani di wilayah ini tidak bersedia menanam benih padi dengan varietas selain inpago karena benih padi jenis lain tidak sesuai dengan lahan persawahan tadah hujan di wilayah ini.

“Petani, sebelumnya menolak bantuan benih padi selain jenis Inpago karena petani sudah pernah mencobanya tahun 2018 menanam benih padi gogo tidak berhasil, karena itu petani tidak mau mengulanginya lagi,” ujarnya.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020