Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni menyebut pihaknya menyiapkan opsi gedung mess pemda Bengkulu untuk dijadikan rumah sakit darurat jika terjadi lonjakan pasien dengan pengawasan (PDP) virus korona jenis baru atau COVID-19 di Bengkulu.
"Jika terjadi kemungkinan terburuk kita sudah memikirkan tempat isolasi, salah satunya mess pemda Bengkulu sebagai alternatif kalau terjadi peningkatan PDP. Jadi kalau ada perkembangan yang tidak diinginkan kita sudah siap," kata Herwan di Bengkulu, Kamis (24/3).
Herwan menjelaskan, pihaknya juga sudah mengusulkan permintaan bantuan 25 unit ventilator atau mesin untuk membantu pernapasan bagi pasien COVID-19 ke Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Selain mengusulkan permintaan bantuan, kata Herwan, pihaknya juga terus berupaya mencari informasi tempat penjualan ventilator dan alat pelindung diri atau APD.
"Tapi tetap kita berharap cukup dengan Rumah Sakit M Yunus saja dan rencana ruang isolasi di mess pemda ini tidak teralisasi. Semoga saja kasus PDP tidak meningkat dan tidak ada yang positif di Bengkulu ini," papar Herwan.
Selain menyiapkan opsi menjadikan mess pemda Bengkulu sebagai tempat isolasi PDP, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu juga telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit lainnya yang ada di Kota Bengkulu untuk bersiap menampung kasus PDP jika terjadi peningkatan.
Rumah yang disiapkan tersebut yakni Rumah Sakit Harapan dan Doa milik Pemerintah Kota Bengkulu, Rumah Sakit DKT dan Rumah Sakit Bhayangkara. Sedangkan rumah sakit yang berada di kabupaten yakni RSUD Kabupaten Mukomuko, RSUD Curup di Kabupaten Rejang Lebong.
Sedangkan rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Provinsi Bengkulu yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan yakni RSMY Bengkulu, RSUD Argamakmur di Kabupaten Bengkulu Utara dan RSUD Hasanuddin Damrah di Kabupaten Bengkulu Selatan.
"Di RSMY Bengkulu sendiri baru ada satu ruang isolasi dengan 13 tempat tidur. Sekali lagi kita berharap semoga tidak ada peningkatan kasus PDP dan tidak ada yang positif COVID-19 di Provinsi Bengkulu ini," ujar Herwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Jika terjadi kemungkinan terburuk kita sudah memikirkan tempat isolasi, salah satunya mess pemda Bengkulu sebagai alternatif kalau terjadi peningkatan PDP. Jadi kalau ada perkembangan yang tidak diinginkan kita sudah siap," kata Herwan di Bengkulu, Kamis (24/3).
Herwan menjelaskan, pihaknya juga sudah mengusulkan permintaan bantuan 25 unit ventilator atau mesin untuk membantu pernapasan bagi pasien COVID-19 ke Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Selain mengusulkan permintaan bantuan, kata Herwan, pihaknya juga terus berupaya mencari informasi tempat penjualan ventilator dan alat pelindung diri atau APD.
"Tapi tetap kita berharap cukup dengan Rumah Sakit M Yunus saja dan rencana ruang isolasi di mess pemda ini tidak teralisasi. Semoga saja kasus PDP tidak meningkat dan tidak ada yang positif di Bengkulu ini," papar Herwan.
Selain menyiapkan opsi menjadikan mess pemda Bengkulu sebagai tempat isolasi PDP, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu juga telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit lainnya yang ada di Kota Bengkulu untuk bersiap menampung kasus PDP jika terjadi peningkatan.
Rumah yang disiapkan tersebut yakni Rumah Sakit Harapan dan Doa milik Pemerintah Kota Bengkulu, Rumah Sakit DKT dan Rumah Sakit Bhayangkara. Sedangkan rumah sakit yang berada di kabupaten yakni RSUD Kabupaten Mukomuko, RSUD Curup di Kabupaten Rejang Lebong.
Sedangkan rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Provinsi Bengkulu yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan yakni RSMY Bengkulu, RSUD Argamakmur di Kabupaten Bengkulu Utara dan RSUD Hasanuddin Damrah di Kabupaten Bengkulu Selatan.
"Di RSMY Bengkulu sendiri baru ada satu ruang isolasi dengan 13 tempat tidur. Sekali lagi kita berharap semoga tidak ada peningkatan kasus PDP dan tidak ada yang positif COVID-19 di Provinsi Bengkulu ini," ujar Herwan.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020