Palembang (ANTARA Bengkulu) - Ratusan petani dari sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan yang tergabung dalam Serikat Petani Sriwijaya, Rabu pagi berkumpul di Kantor Sekretariat Walhi setempat untuk menggelar aksi solidaritas membebaskan pimpinan organisasi lingkungan itu dari tahanan Polda.
Kepala Divisi Pengembangan dan Pengorganisasian Walhi Sumsel Hadi Jatmiko mengatakan, masa datang ke kantornya itu tidak ada yang menggerakkan atau mengkordinirnya.
Mereka berbondong-bondong datang ke sini sebagai wujud solidaritas petani terhadap Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Anwar Sadat dan rekan, setelah mendengar ditangkap polisi ketika melakukan aksi memperjuangkan nasib petani Ogan Ilir yang lahannya bersengketa dengan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis.
Direktur Eksekutif Walhi Sumsel dan 25 aktivis serta petani yang melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang Mapolda Sumsel, selama dua hari berturut-turut, ditangkap polisi Selasa (29/1) sore ketika terjadi bentrokan antara petani dan aparat kepolisian.
Sementara, pihak kepolisian Daerah Sumatera Selatan hingga kini masih memeriksa para pendemo yang mengatas namakan serikat tani karena telah melakukan tindakan anarkis.
Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP R Djarod kepada wartawan di Palembang, Rabu mengatakan, dalam aturan jika pendemo melakukan tindakan anarkis harus ditindak.
Sebagaimana sebelumnya pada Selasa (29/1) terjadi unjuk rasa di Mapolda Sumsel yang menuntut agar Kapolda Sumsel memberhentikan Kapolres Ogan Ilir terkait kasus "Cinta Manis".
Namun, demontrasi tersebut melakukan tindakan anarkis karena mendorong dan merusak pagar hingga roboh, artinya tindakan merusak aset negara.
Oleh sebab itu pihaknya terus melaksanakan pemeriksaan, terutama terkait atas terjadinya perusakan pagar Mapolda tersebut.
Sebenarnya demontrasi dibenarkan, bahkan pihaknya akan memfasilitasi jika masyarakat ingin menyampaikan aspirasinya.
Namun, lanjut dia, jika terjadi tindakan kekerasan apalagi bila merusak aset negara akan ditindak tegas.
Menurut Hadi Jatmiko, upaya untuk membebaskan para pendemo yang ditahan dilakukan tim advokasi Walhi dan LBH Palembang, bahkan juga sedang disiapkan gugatan hukum atas terjadinya kericuhan dalam aksi tersebut.
Sementara, kondisi Anwar Sadat dan sejumlah aktivis serta petani lainnya hingga kini masih berada di Mapolda Sumsel cukup baik, karena bagi yang terluka sudah diobati. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Kepala Divisi Pengembangan dan Pengorganisasian Walhi Sumsel Hadi Jatmiko mengatakan, masa datang ke kantornya itu tidak ada yang menggerakkan atau mengkordinirnya.
Mereka berbondong-bondong datang ke sini sebagai wujud solidaritas petani terhadap Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Anwar Sadat dan rekan, setelah mendengar ditangkap polisi ketika melakukan aksi memperjuangkan nasib petani Ogan Ilir yang lahannya bersengketa dengan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis.
Direktur Eksekutif Walhi Sumsel dan 25 aktivis serta petani yang melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang Mapolda Sumsel, selama dua hari berturut-turut, ditangkap polisi Selasa (29/1) sore ketika terjadi bentrokan antara petani dan aparat kepolisian.
Sementara, pihak kepolisian Daerah Sumatera Selatan hingga kini masih memeriksa para pendemo yang mengatas namakan serikat tani karena telah melakukan tindakan anarkis.
Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP R Djarod kepada wartawan di Palembang, Rabu mengatakan, dalam aturan jika pendemo melakukan tindakan anarkis harus ditindak.
Sebagaimana sebelumnya pada Selasa (29/1) terjadi unjuk rasa di Mapolda Sumsel yang menuntut agar Kapolda Sumsel memberhentikan Kapolres Ogan Ilir terkait kasus "Cinta Manis".
Namun, demontrasi tersebut melakukan tindakan anarkis karena mendorong dan merusak pagar hingga roboh, artinya tindakan merusak aset negara.
Oleh sebab itu pihaknya terus melaksanakan pemeriksaan, terutama terkait atas terjadinya perusakan pagar Mapolda tersebut.
Sebenarnya demontrasi dibenarkan, bahkan pihaknya akan memfasilitasi jika masyarakat ingin menyampaikan aspirasinya.
Namun, lanjut dia, jika terjadi tindakan kekerasan apalagi bila merusak aset negara akan ditindak tegas.
Menurut Hadi Jatmiko, upaya untuk membebaskan para pendemo yang ditahan dilakukan tim advokasi Walhi dan LBH Palembang, bahkan juga sedang disiapkan gugatan hukum atas terjadinya kericuhan dalam aksi tersebut.
Sementara, kondisi Anwar Sadat dan sejumlah aktivis serta petani lainnya hingga kini masih berada di Mapolda Sumsel cukup baik, karena bagi yang terluka sudah diobati. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013