Bengkulu (Antara) - Ratusan mahasiswa di Universitas Bengkulu
dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu menggelar "Earth Hour" global
2014 atau 60 menit tanpa energi listrik, di lingkungan kampus
masing-masing, Sabtu malam.
"Kami mengajak seluruh insan kampus untuk lebih menyayangi bumi
dengan hemat energi," kata Ketua Panitia "Earth Hour" Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu, Ade Hariman Perkasa di sela acara.
Ade mengatakan, kegiatan penyalaan 100 lilin membentuk angka 60
sebagai simbol bahwa energi itu penting bagi umat manusia sehingga harus
dirawat.
Salah satunya adalah dengan hemat energi yakni menjadikan perilaku 60 menit tanpa listrik atau energi menjadi gaya hidup.
"Karena kita memiliki tanggung jawab mewariskan energi berkelanjutan bagi generasi mendatang," ujarnya.
Bila perilaku hidup boros energi dipelihara, maka masa depan bumi juga terancam, demikian juga mahluk di dalamnya.
Ade menambahkan, rangkaian kegiatan hemat energi tersebut dimulai
Sabtu siang dengan menggelar dialog menghadirkan aktivis lingkungan dan
akademisi.
Dialog tersebut mengulas tentang pengelolaan energi dalam negeri, khususnya di Provinsi Bengkulu.
"Kami mengundang aktivis dan akademisi membahas masa depan energi di Tanah Air dan Bengkulu," tambahnya.
Sementara di Kampus Universitas Muhammadiyah Bengkulu, peringatan
"Earth Hour" digelar dengan mematikan seluruh penerangan di kompleks
kampus itu selama satu jam.
Pengurus organisasi pecinta alam Kampus Universitas Muhammadiyah
Bengkulu juga menggelar dialog interaktif tentang hemat energi di radio
kampus setempat.
Kampanye "Earth Hour" digagas World Wide Fund for Nature (WWF)
Indonesia dengan menghemat energi melalui cara mematikan peralatan
elektronik selama sejam sebagai gaya hidup hemat energi. (Antara)
Dua kampus di Bengkulu gelar "earth hour"
Sabtu, 29 Maret 2014 22:16 WIB 49871