Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyiagakan satu unit alat berat di jalur mudik Lebaran 1446 Hijriah yang berada di Jalan Lintas Bengkulu-Sumatera Selatan (Sumsel).
"Pada musim mudik Lebaran Tahun 2025 ini kita menyiagakan satu unit alat berat jenis loader di Jalan Lintas Bengkulu-Sumsel. Ini merupakan jalur mudik yang rawan tanah longsor, sehingga kalau terjadi tanah longsor bisa langsung ditangani," kata Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong Shalahuddin saat dihubungi di Rejang Lebong, Jumat.
Dia menjelaskan, alat berat yang disiagakan pihaknya itu ditempatkan di Mapolsek Sindang Kelingi, sehingga jika terjadi bencana alam seperti tanah longsor bisa langsung dikerahkan ke lapangan karena posisinya berada di tengah-tengah jalan lintas penghubung antar kedua provinsi.
Selain itu pihaknya, juga menerjunkan personel penanggulangan bencana yang berasal dari Tim Reaksi Cepat (TRC) dengan jumlah personel sebanyak 20 orang.
Jalur mudik lebaran yang berada di Jalan Lintas Bengkulu-Sumsel atau Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau yang sering terjadi bencana alam tanah longsor mulai dari wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding, Binduriang dan Kecamatan Sindang Kelingi.
Sedangkan untuk di Jalan Lintas Curup-Muara Aman (Kabupaten Lebong) berada di wilayah Kecamatan Curup Utara, Bermani Ulu dan Kecamatan Bermani Ulu Raya.
Para pemudik yang akan lewat di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau maupun Jalan Lintas Curup-Muara Aman dihimbau agar selalu berhati-hati karena saat ini masih dalam kondisi cuaca ekstrem, di mana cuacanya sulit diprediksi sehingga kemungkinan bencana alam kapan saja bisa terjadi.
Sebelumnya pada Senin (17/3) sekitar pukul 14.00 WIB akses Jalan Lintas Bengkulu-Sumatera Selatan (Sumsel), tepatnya di Desa Taba Padang, Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, terputus akibat tertimbun tanah longsor sepanjang 150 meter dengan ketebalan tanah mencapai 3 meter.
Material tanah longsor ini baru selesai dievakuasi oleh petugas BPBD Rejang Lebong dengan menggunakan satu unit alat berat jenis loader, dibantu oleh petugas TNI-Polri, perangkat desa dan masyarakat setempat hingga enam jam lamanya.*