Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Erna Sari Dewi mendukung pengembangan usaha kopi di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, untuk dapat masuk pasar nasional dan internasional sehingga dapat menaikkan nilai tambah produk lokal daerah itu.
"Potensi kopi Bengkulu ini berdasarkan data Kementan masuk dalam lima besar produk unggulan nasional, salah satu daerah penghasil kopi ini adalah Rejang Lebong. Kita ingin menciptakan wirausaha baru perkopian," kata dia usaha membuka bimtek pengolahan kopi di Rejang Lebong, Selasa.
Dijelaskan Erna Sari Dewi, untuk menciptakan wirausaha baru kopi di daerah tersebut dirinya menggandeng Kementerian Perindustrian terkait pengolahan pangan, karena di Rejang Lebong sebagian penduduknya adalah petani, khususnya petani kopi.
Kalangan pelaku usaha kopi di Kabupaten Rejang Lebong ini, kata dia, selama tiga hari 7-9 Oktober diberikan bimbingan teknis pengolahan kopi, di mana peserta yang mengikutinya mencapai 100 orang dengan latar belakang petani kopi, termasuk barista.
"Mereka diberikan pelatihan mengolah kopi dengan baik, mulai dari bagaimana cara memilih biji kopi yang baik, melakukan penggilingan yang baik, karena semua itu ada tekniknya," terangnya.
Selain itu mereka juga akan dihubungkan dengan perbankan sehingga bisa mendapatkan bantuan permodalan usaha, termasuk juga menghubungkan mereka ke market place nya agar bisa masuk dalam dunia platform digital.
Staf Ahli Bupati Rejang Lebong Bidang Kemasyarakatan dan SDM Pemkab Rejang Lebong Taman SP menyatakan, Kabupaten Rejang Lebong memiliki luas perkebunan kopi sampai dengan tahun 2023 lalu seluas 30.386,5 hektare dengan produksi biji kopi per tahun mencapai 16.771,5 ton.
"Tanaman kopi di Rejang Lebong merupakan salah satu produk unggulan di bidang pertanian selain aren dan sayuran, serta buah-buahan. Adanya pelatihan ini tentunya sangat bagus dalam upaya meningkatkan nilai jual kopi Rejang Lebong," kata Taman.
Menurut dia, selama ini produk pertanian Kabupaten Rejang Lebong dipasarkan ke sejumlah daerah di Tanah Air seperti untuk kopi ke Palembang, Lampung hingga kota-kota di Jawa. Sedangkan sayuran untuk memasok kebutuhan di Pasar Induk Palembang, kemudian dikirim ke Bangka Belitung, Jambi serta beberapa daerah lainnya.
