Bengkulu (Antara Bengkulu) - Para pedagang ikan di lokasi tempat pelelangan ikan (TPI) di kawasan Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu tidak terurus dan sangat jorok.

"Kami merasa tidak nyaman jual beli ikan di lokasi TPI tersebut karena disamping bangunannya sudah tua juga lokasinya sangat kotor," kata seorang pedagang ikan di TPI Kota Bengkulu Wisnu, Senin.

Ia mengatakan, retribusi kebersihan tersebut setiap hari dipungut petugas setempat, namun lokasi di TPI itu sangat kotor dan jorok yang menimbulkan bau tidak sedap, akibat tidak terawat dengan baik.

"Kami mengharapkan Wali Kota H Helmi Hasan untuk merenovasi TPI tersebut karena dari instansi terakit sudah belasan tahun tidak ada pemeliharaan," ujarnya.

Padahal lokasi itu satu-satunya tempat pendaratan ikan terbesar di Kota Bengkulu dan kondisi bangunannya sangat memprihatinkan, wajar saja kalau bangunan itu rusak berat diterjang angin kencang, Minggu (17/2) dinihari.

Kapal yang bersandar di TPI tersebut tidak hanya milik nelayan Bengkulu, tapi kapal ikan nelayan dari luar Bengkulu antara lain dari wilayah Sumatra Barat dan Lampung.

Akibat lokasi itu tidak terawat, maka pendaratan ikan bagi nelayan lokal berada di tangkapan masing-masing, sehingga pemasukan bagi TPI semakin kecil.

Pedagang ikan cendrung membeli langsung ke kapal karena lokasi TPI yang tidak layak huni lagi dan bahkan pedagang setiap pagi melakukan transaksi di pinggir jalan raya, tambahnya.

Seorang pemungut retribusi d TPI menyebutkan, pihaknya hanya pekerja kontrak dan tidak tahu menahu akan manajemen di TPI tersebut.

Pungutan retribusi itu sangat bervariasi bagi pedagang yang ada kios dipungut retribus kebersihan dan jaga malam, tapi pedagang tidak tetap dipungut biaya kebersihan, ujarnya yang merahasiakan identitas.

TPI Bengkulu direnovasi sejak akhir tahun 90-an termasuk membangun dua unit pelayan pengisian minyak solar bagi nelayan, namun saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Seluruh saluran pembungan air tersumbat plastik dan kotoran limbah ikan berserak dalam lokasi TPI tersebut, sehingga menimbulkan bau tidak sedap. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013