Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan pada Mei 2020, Kota Bengkulu mengalami Inflasi sebesar 0,41 persen.

"Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik di 90 kota di Indonesia, 67 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi," ujarnya di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,20 persen dan inflasi terendah di Tanjung Pinang, Bogor dan Madiun sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 0,39 persen dan terendah terjadi di Manado sebesar 0,01 persen.

"Inflasi di  Kota Bengkulu ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran," ujarnya. 

Harga yang mengalami kenaikan yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen,kelompok transportasi sebesar 3,10 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,08 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,33 persen.

"Selain itu ada beberapa  kelompok yang mengalami deflasi,"  katanya.

Yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,68 persen,  kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen. 

"Sementara kelompok pengeluaran yang terlihat stabil adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran," ujarnya.

 Dengan inflasi sebesar 0,41 persen pada bulan Mei 2020 ini, maka besarnya inflasi tahun kalender (laju inflasi) sebesar 0,27 persen, dan inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 1,57 persen.

Pewarta: Gogo Priogo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020